Topeng Cirebon adalah
simbol penciptaan semesta yang berdasarkan sistem kepercayaan Indonesia purba
dan Hindu-Budha-Majapahit. Paham kepercayaan asli, di mana pun di Indonesia,
dalam hal penciptaan, adalah emanasi. Paham emanasi ini diperkaya dengan
kepercayaan Hindu dan Budha. Paham emanasi tidak membedakan Pencipta dan
ciptaan, karena ciptaan adalah bagian atau pancaran dari Sang Hyang Tunggal.
Bahkan bagi seorang
pengrajin ahli, membuat satu topeng membutuhkan waktu hingga satu hari.
Disamping adanya proses pewarisan keahlian dari generasi ke generasi,
kelestarian tradisi pembuatan topeng berkembang seiring dengan perkembangan
kesenian yang menggunakannya, diantaranya adalah Tari Topeng Cirebon.Sebagai
sebuah karya seni, topeng dibuat bukan hanya dipandang sebagai kedok penutup
wajah. Dalam filosofi kebudayaan Cirebon, topeng lebih berfungsi sebagai hiasan
bagian depan sorban atau penutup kepala.
Istilah topeng sendiri
dalam lingkup masyarakat Cirebon terbentuk dari dua kata yakni “ketop-ketop”
yang berarti berkilauan dan “gepeng” yang berarti pipih. Kedua istilah tersebut
mewakili sebuah elemen yang ada di bagian muka sobrah atau tekes, yaitu hiasan
di kepala sang penari.
Topeng Cirebon
merupakan topeng yang terbuat dari bubur kertas yang cukup lunak dan mudah
dibentuk namun tetap dibutuhkan ketekunan, ketelitian yang tepat, serta
membutuhkan waktu yang tidak sebentar dalam proses pembuatannya. Bahkan seorang
pengrajin yang sudah ahli pun untuk membuat satu topeng membutuhkan waktu
hingga satu hari. kertas yang biasa digunakan adalah kertas Koran atau keretas
biasa yang biasa digunakan untuk menulis. Topeng ini biasanya digunakan untuk
kesenian tari topeng. Semua jenis topeng ini akan dikenakan pada saat
pementasan tari topeng Cirebonan yang diiringi dengan gamelan. Tepeng Cirebon
yang paling pokok ada lima yang disebut juga Topeng Panca Wanda.
Topeng yang terbuat
dari kayu yang cukup lunak dan mudah dibentuk namun tetap dibutuhkan ketekunan,
ketelitian yang tepat, serta membutuhkan waktu yang tidak sebentar dalam proses
pembuatannya. Bahkan seorang pengrajin yang sudah ahli pun untuk membuat satu
topeng membutuhkan waktu hingga satu hari. Kayu yang biasa digunakan adalah
kayu jaran. Topeng ini biasanya digunakan untuk kesenian tari topeng Cirebon.
Alat-alat dan
bahan-bahan yg di gunakan membuat topeng Cirebon adalah, sebagai berikut :
1.
Alat :
• Gergaji Potong
• Bor
• Pahat
• Kampak
• Amplas
B. Bahan-bahan :
•
Kayu (Kayu Jaran)
•
Kuas
•
Lem
•
Pensil
•
Cat Warna
Teknik Pembuatan Topeng Cirebon
Potong kayu sesuai
ukuran yang diinginkan menggunakan gergaji potong.Buang bagian-bagian yang
tidak digunakan menggunakan kapak.Ukir pola dasar untuk membentuk mata, hidung,
mulut dan motif tambahan lainnya menggunakan alat pahat, hingga berbentuk
sesuatu yang anda inginkanSetelah diukir, maka haluskan kayu yang telah diukir
tadi dengan amplas. Haluskan permukaan topeng sampai benar-benar halus,
sehingga ketika pewarnaan akan dapat sempurna. Setelah permukaan topeng halus,
seluruh permukaan diolesi wood filler untuk menutupi pori-pori kayu, kemudian
diamplas kembali.Setelah cat kering, mulailah wajah topeng itu didandani dengan
menggunakan cat warna. Tentu saja disesuaikan dengan jenis topengnya.
Langkah-langkah pembuatan topeng Cirebon adalah
sebagai berikut:
1. Kayu
gelondongan dibentuk segitiga dan dihaluskan permukaannya
2. Mulai
dipahat sedikit demi sedikit terutama untuk peletakan bagian-bagian wajah
seperti mata, pipi, dan bibir. Bagian hidung harus lebih timbul dari bagian
lainnya
3. Setiap
permukaan wajah mulai dibentuk dengan menggunakan pahat
4. Setelah
cukup rapi, seluruh permukaan wajah diolesi cat dasar, kemudian diamplas.
5. Setelah
cat kering, mulailah wajah topeng itu didandani dengan menggunakan cat warna.
Tentu saja disesuaikan dengan jenis topengnya.
Semua jenis topeng ini
akan dikenakan pada saat pementasan tari topeng Cirebonan yang diiringi dengan
gamelan. Topeng Cirebon yang paling pokok ada lima yang disebut juga Topeng
Panca Wanda :
1. Panji,
wajahnya yang putih bersih melambangkan kesucian bayi yang baru lahir.
2. Samba
(Pamindo), topeng anak-anak yang berwajah ceria, lucu, dan lincah.
3. Rumyang,
wajahnya menggambarkan seorang remaja.
4. Patih
(Tumenggung), topeng ini menggambarkan orang dewasa yang berwajah tegas,
berkepribadian, serta bertanggung jawab.
5. Kelana
(Rahwana), topeng yang menggambarkan seseorang yang sedang marah.
Selain Topeng Panca
Wanda diatas, pada era sebelum 70-an terdapat topeng-topeng lain sebagai
pelengkap babak dalam pagelaran tari Topeng Cirebon.
Diantara topeng-topeng
pelengkap adalah Tembem, Pratajaya, Prasanta, Sabdapalon, Pentul, Sadugawe,
Nayagenggong/Gareng, Sentingpraya, serta Ngabehi Subakrama.
Harga Hasil dari Pembuatan Topeng Cirebon Bernilai
Tinggi
Seiring berkembangnya
pariwisata di Cirebon, permintaan atas suvenir khas Kota Udang itu ikut
meningkat. Hal tersebut menjadi peluang seniman topeng Cirebon untuk menangguk
rupiah dengan menjadikannya sebagai suvenir andalan.
Namun, usaha itu kurang
diapresiasi wisatawan yang berlibur ke Cirebon, khususnya wisatawan lokal.
Banyak yang menganggap suvenir topeng Cirebon termasuk mahal.
“Harganya untuk satu
topeng standar tarian saja masih Rp 300 ribu sampai Rp 500 ribu. Itu masuk
kategori mahal” menurut pendapat saya sendiri terhadap pengerajin topeng
tersebut.
Dengan harga tersebut,
wisatawan yang hendak menjadikan topeng sebagai buah tangan berpikir ulang.
Sebagai ganti, wisatawan memilih belanja gantungan kunci berbentuk topeng
Cirebon. Meski begitu, ia tidak mengetahui alasan di balik mahalnya harga
topeng Cirebon.
Wisatawan juga
sebenarnya ingin membeli topeng Cirebon yang umumnya dipakai menari, tapi
lantaran harganya lumayan mahal jadi terpaksa beli suvenir kecil yang harganya
juga masih cukup mahal.
Pengamat seni dan
budaya menjelaskan, mahalnya harga topeng Cirebon karena dalam proses
pembuatannya berbeda dengan kerajinan topeng yang ada di daerah lain. Para
seniman tidak mau asal-asalan membuat topeng Cirebon.
Kalau di Cirebon
membuat topeng bukan sekadar jadi, perajin mempertimbangkan proses pencapaian
dari sebuah karakter topeng yang buat mahal. Aspek ekspresi dan detail dari
topeng itu sendiri. Perajin juga sangat menghargai warisan leluhur.
Selain itu, jumlah
perajin topeng Cirebon terbilang langka dan minim generasi penerus
menjadikannya lebih berharga. Meski pemerintah gencar mencetak generasi perajin
topeng, tapi geliat masyarakat pribumi membuat topeng Cirebon masih kurang
maksimal.
Tradisi membuat topeng
dikembangkan oleh beberapa tokoh seperti Ki Sujana Arja yang di Gunungjati
murid dari perajin topeng legendaris Cirebon Ki Kandeg dan sekarang masih
memproduksi. Dari situ mulai berkembang dan sekarang yang masih bertahan di
daerah Slangit dan sekitarnya.
Pembuat topeng Cirebon
masih terbilang sangat langka. Jumlahnya masih di bawah 10 orang. Dia berharap,
seiring dengan berkembangnya Cirebon sebagai salah satu jujukan wisata, geliat
pembuat topeng semakin menjamur.
Untuk mengantisipasi
mahalnya harga topeng yang dibuat perajin Cirebon, ia menyarankan agar metode
pembuatan topeng bukan dengan media ukiran kayu. Pemerintah juga tengah
menggalakkan perajin baru dan banyak yang berlatih memproduksi massal topeng
Cirebon sehingga harganya terjangkau,
Menurut Hasan Nawi alm
, salah seorang pengrajin topeng Cirebon dalam kehidupan sehari-hari setiap
manusia seperti mengenakan topeng, misalnya saja pada saat marah seperti sudah
mengganti topeng berwajah ceria dengan topeng kemarahan.
Kalau ada orang dewasa yang sikapnya kekanak-kanakan maka ia seperti sedang
mengganti topeng dewasanya dengan topeng anak-anak.
0 komentar:
Posting Komentar