Kamis, 26 Desember 2019

TERNYATA TARI TOPENG BISA DIJADIKAN SARANA OLAHRAGA

0 komentar


Tari topeng merupakan jenis tari yang memiliki rangkaian gerak dan durasi waktu yang relatif lama. Atas dasar tersebut, maka penulis beranggapan bahwa tari topeng ini identink dengan olahraga. Gerakannya jelas, ada unsur lompat, jalan, kelincahan, dan daya tahan. Olahraga merupakan suatu aktifitas fisik yang memiliki berbagai tujuan, salah satu tujuannya adalah untuk meningkatkan derajat bugar. Olahraga berupa aktifitas fisik yang dikelola sedemikian rupa sehingga aktifitas tersebut memberikan pengaruh terhadap kebugaran. Prinsip-prinsip latihan harus dipegang teguh agar dampak dari aktifitas tersebut akan tercapai. Olahraga secara mendasar bertujuan untuk meningkatkan kebugaran setiap pelakunya, dan bahkan dijelaskan oleh pemerintah melalui Undang-Undang No. 3 Tahun 2005 menjelaskan bahwa: “Pembinaan dan pengembangan olahraga adalah usaha sadar yang dilakukan secara sistematis untuk mencapai tujuan keolahragaan”. 

Menurut Undang-Undang selanjutnya menerangkan bahwa: Tujuan keolahragaan yang dimaksud adalah memelihara dan meningkatkan esehatan dan kebugaran, prestasi, kualitas manusia, menanamkan nilai moral dan akhlak mulia, sportivitas, disiplin, mempererat dan membina persatuan dan kesatuan bangsa, memperkukuh ketahanan nasional, serta mengangkat harkat, martabat, dan kehormatan bangsa.

Bentuk-bentuk olahraga memiliki berbagai macam bentuknya. Bentuk massal, individu, menggunakan media musik dan tanpa musik, bola, dan bahkan menggunakan berbagai alat yang dapat mendukung terlaksananya tujuan yang ingin dicapai. Khusus berolahraga yang bertujuan meningkatkan derajat bugar yang sekarang sedang banyak orang dilakukan adalah seperti senam aerobik.

Senam aerobik mudah diterima dimasyarakat salah satu faktornya adalah dinamisnya gerakan, musik, dan juga cocok bagi semua tingkatan usia. Senam aerobik ini bila dikaji secara sederhana, penulis menganggap bahwa intinya terletak pada durasi waktu dan musik yang mengiringinya. Berkaitan dengan senam aerobik, penulis mencoba menganalisis lebih lanjut bentuk olahraga yang satu ini. Olahraga ini dilakukan dengan relatif lama durasi waktunya, dan juga diiringi dengan musik yang biasanya memiliki irama tertentu yang disesuaikan dengan gerakan yang akan dilakukannya. Gerakan yang disesuaikan dengan irama musik, merupakan intensitas dan volume latihan, sehingga inilah yang mampu mengatur sampai dimana derajat bugar yang ingin dicapai oleh setiap pelakunya (training zone). Karakteristik yang penulis ungkapkan di atas, penulis mencoba membandingkan dengan sebuah aktifias fisik yang mirip dengan senam aerobik. Aktifitas tersebut adalah tari topeng.

Penulis memperhatikan dan mencoba melakukan analisis gerakan tari topeng, dan ternyata dalam tarian itu mengandung unsur-unsur yang dapat meningkatkan kebugaran. Gerakan-gerakan yang ada dalam tari topeng mirip dengan senam aerobik yaitu memiliki hentakan, lompatan, berjalan, berlari, dan juga durasi waktu yang relatif lama. Atas dasar analisis penulis tersebut, penulis mencoba ingin mengetahui sebenarnya
hubungan antara tari topeng dengan olahraga yang dikaitkan dengan kemampuan kondisi fisik setiap penari topeng. Seorang penari topeng, pada saat menari harus bergerak dengan lincah dan luwes selama menari. Durasi waktu sekitar 30 menit sampai 60 menit. Gerakan yang dilakukan antara lain lari-lari kecil, berjalan, dan lompat. Seorang penari topeng dituntut untuk mampu berdiri selama melakukan tari. Konsentrasi penuh merupakan hal yang penting, karena selama waktu menari seorang penari topeng harus tetap konsisten menempatkan gerakan tubuh dengan musik yang mengiringinya. Program latihan meningkatkan kebugaran apabila tidak disenangi bentuknya, akan memberikan pengaruh kurangnya motivasi dalam melakukan program tersebut. Sebagus apapun programnya, tetapi apabila tidak disenangi maka hasilnya cenderung kurang optimal. Siswa sanggar tari Sunda Sawawa lebih menyenangi pada tari-tarian dari pada melakukan olahraga, tetapi siswa tersebut membutuhkan aktifitas untuk meningkatkan kebugarannya. Berdasarkan pada paparan tersebut maka penulis mencoba memberikan pengertian bahwa latihan tidak hanya dengan bentuk-bentuk olahraga saja, tetapi bisa dengan tari-tarian. Tarian pun bisa dijadikan media untuk meningkatkan kebugaran, tetapi agar lebih meyakinkan harus adanya pembuktian terlebih dahulu agar jelas tarian dapat meningkatkan kebugaran bagi setiap pelakunya.
dalam waktu lama, energi yang digunakan adalah glukogen otot dan lemak. Metabolisme yang terjadi lebih dominan pada proses pembakaran lemak dalam jumlah besar. Oleh karena waktu yang digunakan dalam aktivitas aerobik relatif lama, maka dibutuhkan daya tahan otot dan umum untuk mendukung aktivitas tersebut. Dalam olahraga yang dimaksud dengan daya tahan adalah kemampuan melawan kelelahan pada beban kerja otot yang berlangsung lama dan kemampuan untuk pulih kembali dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Mengenai daya tahan, Setiawan (1991:97) menyatakan, “Daya tahan adalah kemampuan seseorang untuk melakukan kerja dalam waktu yang relatif lama.” Kemudian Ateng (1992:66) menyatakan: “Daya tahan respirasi-cardiovascular mengacu pada kemampuan seseorang untuk meneruskan kontaksi (submaksimum) yang berlanjut lama, yang menggunakan sejumlah kelompok otot lengan dengan jangka waktu dan intensitas yang memerlukan dukungan peredaran dan pernapasan.” Sedangkan Harsono (1988:177) menjelaskan tentang daya tahan otot sebagai berikut: Daya tahan otot mengacu kepada suatu kelompok otot yang mampu untuk melakukan kontraksi yang berturut-turut (misalnya push-up atau sit-up), atau mampu mempertahankan suatu kontraksi statis untuk waktu yang lama (misalnya menggantung pada restok, menahan suatu beban dengan lengan lurus ke samping untuk waktu yang lama).
Olahraga adalah aktifitas fisik, dan bentuknya beragam. Tari-tarian adalah aktifitas fisik, sehingga tarian dapat dijadikan sebagai media untuk meningkatkan kebugaran. Intinya bahwa apapun bentuknya, apabila diprogram dengan benar maka kebugaran dapat tercapai. 

Giriwijoyo (2007:15) bahwa, “Dengan pengelolaan yang tepat, maka pengaruh olahraga bagi pemeliharaan dan pengembangan kesegaran jasmani, rohani dan sosial para pelakunya tidak pernah diragukan”. Kebiasaan olahraga atau pemanfaatan waktu luang melalui kegiatan olahraga mencerminkan adanya gaya hidup aktif dan sehat. Dari uraian tersebut di atas, Lutan (2000:10) menjelaskan bahwa: “Acuan utama adalah aktivitas yang dilakukan pada waktu senggang itu harus sehat dalam moral dan berpengaruh terhadap jasmani dan rohani, termasuk menghormati hak orang lain.” Atifitas fisik berupa tarian dapat dijadikan sebagai aktifitas waktu senggang yang menyehatkan. Setiap aktivitas olahraga, hendaknya lebih kreatif. Hal ini akan memberikan pengaruh positif terhadap motivasi.Program latihan yang diberikan harus berkesinambungan, peningkatan yang terukur, dan juga harus berpedoman pada prinsip-prinsip latihan. Irama musik sangat menentukan dalam memberikan motivasi kepada setiap anak didik dalam mengikuti aktivitas. 
Read more...

Selasa, 24 Desember 2019

TEKNIK MEMAINKAN TOPENG YANG BERPENGARUH TERHADAP EKSPRESI & VARIASI GERAK GAYA

0 komentar





Seni tari pada dasarnya adalah pemberian kualitas pada gerak di dalam suatu bingkai permainan waktu dan ruang. Untuk mengungkapkan hal tersebut penari adalah motornya, penjelasan ini menunjukan begitu pentingnya kemampuan si penari dalam memberi kualitas gerak, agar tarian itu menghasilkan sesuatu yang ekspresif.

Suatu gerak memang mempunyai kekuatan ekspresi. Akan tetapi, apabila gerak tersebut diturunkan dengan gerak-gerak lainnya, maka ia akan dapat memberi pengungkapan yang lebih lengkap dan berarti sebagai suatu ekspresi. Selanjutnya penari perlu sadar bahwa dirinya adalah bagian dari lingkungannya, sehingga apa yang dihasilkan adalah kesan dari lingkungannya sebagai akibat dari pengalaman, baik pengalaman intelektual maupun fisik.



Supaya kita bisa masuk kedalam Karakternya kita juga harus mengetahui sosok si Topeng misalnya si Topeng si Topeng ini harus menyatu dengan penari yang membawakannya, Topeng itu benda mati, Topeng itu terbuat oleh kayu yang tidak bisa bergerak sendiri tanpa kita gerakkan, tetapi jika kita menggerakan si topeng akan lebih terlihat bernyawa. Adapun yang membedakan si Topeng tersebut adalah geraknya, musik, sejarah, latar belakang dan letak geografisnya. Disini kami terletak di dekat pantai yang otomatisnya musik atau tariannya akan seperti ombak yang begitu keras terdengar. Ada juga yang membedakan penari Topeng di Jawa Barat dengan Jawa lainnya yaitu penari topeng itu banyak tetapi yang penari yang bersungguh-sungguh hanya sedikit, dan untuk masuk kedalam karakter si Topeng harus benar-benar memahami mimik wajah dari si Topeng itu sendiri.
Nafas yang di ambil disaat menari bisa di ambil di lubang mata, lubang hidung, lubang mulut tidak hanya melalui ketiga itu kita juga harus pintarpintar atur nafas melalui perut supaya tidak terengah-engah di saat menari. Di gerak pun ada tanda baca sama dengan kita menulis tidak terus saja menari, ada kalanya di saat koma kita bisa mengatur nafas yang cukup panjang dan di saat titik bisa lebih tegas.
Kesulitan dalam memakai Topeng tentulah ada tetapi bagai mana orang yang menjalananinya, kalau hanya sekedar bisa itu gampang karena hanya digigit saja, tetapi jika ingin bersungguh-sungguh kesulitan untuk bisa memainkan Topeng cukup lama karena kita harus benar-benar memahami kerakter Topeng seperti apa contohnya di saat Topeng bahagia tertawa tangan dan bahu harus ikut bergerak, disaat Topeng Marak kepala kita melihat ke atas. Penari harus mengikuti kemauan Topeng tetapi dari penari ini harus menjadikan si Topeng ini diri kita sendiri, seperti berkaca si penari harus bisa mengekspresikan bahaa si Topeng tertawa, marah dan bahagia. Emosinya akan keluar dengan sendirinya menyerupai si  Topeng. Karakter Klana itu ada yang Drodos, dangak yang dua-duanya mempunya makna yang sama yaitu serakah dan tidak mau mengalah. Jika kita bersungguh-sungguh kita akan bisa mendalami karakter  Topeng tersebut.
Adapun beberapa hal yang dapat dijalani yang berkaitan dengan kualitas kepenarian (dalam hal ini salah satunya tentang ekspresi) Menurut Aerli Rainah pada tanggal 12 Maret 2016 adalah :


1. Nafas

Nafas bagi seorang penari adalah sesuatu hal yang sangat menentukan berhasil tidaknya ia membawakan tariannya. Oleh sebab itu pengaturan nafas ini yang terkait dengan aspek spiritual. Sebagai contoh, puasa adalah salah satu aspek penting supaya nafasnya menjadi baik. Cara bernafas dalam menarikan topeng, faktor kesulitannya adalah saat menggigit kedok. Mengigit kedok akan sangat mudah seandainya cara menarik nafasnya dilakukan melalui rongga mulut. Dengan demikian, cara yang baik ketika menarik nafas yaitu melalui perut. Dari beberapa karakter tarian topeng, topeng Panji dirasakan yang paling berat. Walaupun geraknya kecil-kecil dan sangat minimalis, ternyata di dalamnya memiliki cara pernafasan yang cukup menyita tenaga dan cukup berat, terutama pada saat menahan gerak yang posisinya banyak terdiam diri.


2. Aksen atau Tekanan

Selanjutnya menjalankan apa yang disebut aksentuasi. Aksen atau tekanan yaitu penggunaan tenaga yang tidak merata, ada bagian gerak yang hanya sedikit menggunakan tenaga, tetapi ada pula yang banyak menggunkan tenaga. Misalnya, pada ragam jangkahan, atau gedig langkah kaki pada gerakan ini pada awalnya kurang bertenaga. Maka pada saat kaki (baik kaki kanan maupun kaki  kiri) lebih diberi tenaga, sikap kedua pun yang tadinya berada di bawah bahu.


3. Kreativitas

Menurut Aerli Rasinah dalam buku Menari untuk dunia (2015:56) Kreativitas adalah kegiatan mental yang sangat individual sebagai manifestasi kebebasan manusia sebagai individu. Kreativitas menerjunkan seseorang ke dalam keadaan ambang, yaitu keadaan yang „ada‟ dan „belum ada‟ seseorang yang kreatif selalu dalam konsisi „kacau‟, rincuh, kritis, gawat, mencari-cari mencoba-coba untuk menemukan sesuatu yang belum pernah ada dari tatanan budaya yang pernah dipelajarinya. Dalam kreativitas diperlukan keberanian yang kreatif. Bukan terbatas pada keberanian dalam menghadapi dirinya dalam keadaan gawat, tetapi juga keberanian dalam menghadapi kebudayaannya, lingkungannya, masyarakat, dunia, dan sejarah

4. Interpretasi
Kedudukan seorang koreografer dan penari adalah sama. Keduanya didudukan sebagai seniman. Hal ini berarti menunjukan kedua sama-sama mempunyai intrepretasi atau penafsiran. Seorang penari tanpa memiliki sebuah intrepretasi berarti mempunyai kesan yang bersifat mekanis. Bagai robot yang hanya bisa bergerak apabila dikendalikan remote control.

menurut Janet Adshead yang dikutip oleh Sal Mugianto (1997:77) dapat di lakukan berdasarkan atas beberapa konsep, latar belakang, sosial budaya, kontekstual, gendre dan gaya dan tinjauan atas pokok maslah yang di ungkapkan. Sebuah intepretasi dapat dikatakan tak ada yang „paling benar‟. Namun, seseorang kritikus biasanya dapat memberikan tekanan pada kaitan antar elemen yang berbeda: formal, representasional, ekspresif dan historis. Seorang dalang topeng mempunyai kebebasan dalam menginterpretasikan aturan-aturan tradisinya sesuai dengan ruang dan waktu, baik dalam gerak, busana, musik maupun temanya. Namun tak berarti sebuah interpretasi dapat dilakukan semuanya, artinya harus logis dan dan berdasarkan fakta-fakta yang saling terkait secara rasional. Seperti yang telah diketahui bahwa tokoh-tokoh yang dibawakan dalam topeng Cirebon, mulai dari tema hingga karakter mengandung makna simbolik yang terkait dengan filsafah kehidupan tentang manusia. Setiap tarian terkandung tokoh, tema sekaligus tentang karakter. Hal semacam ini pula yang kemudian di interpretasikan sesuai dengan kemampuan dan pengalamannya. Masuk kedalam tokoh dan karakter saya akan mengangkat tentang tokoh Klana yang di interpretasikan dengan tokoh Rahwana atau Raksasa. Bahwa penokohan dalam tari topeng Cirebon menjadi tidak penting adanya karena penekanan tampilannya terletak pada karakteristik tarinya. Kalaupun demikian, interpretasi karakter yang bermuara pada tokoh-tokoh tentunya, tetapi menjadi penting untuk difahami karena sangat berkaitan dengan karakter tari yang akan dibawakan.
Read more...

MAKNA DIBALIK TARI TOPENG CIREBON

0 komentar












Tari Topeng Cirebon yang saat ini mengalami degradasi makna, dimana dahulu masyarakat memandang Tari Topeng sebagai sebuah tuntunan Islam yang digunakan oleh Sunan Gunung Jati dalam menyebarkan ajaran Islam di wilayah Cirebon. Namun, saat ini Tari Topeng hanyalah sebuah tontonan semata, dimana masyarakat mulai melupakan makna-makna dan filosofi dari Tari Topeng khususnya pada masyarakat perkotaan. Salah satu pemicu terjadinya degradasi ini adalah komodifikasi kebudayaan, yang mana suatu kebudayaan harus mengikuti perkembangan jaman agar tetap bertahan. Perubahan-perubahan ini terjadi pada Tari Topeng Cirebon, yang mana Tari Topeng Cirebon seiring berjalannya waktu hanya diprioritaskan untuk komersil saja, sehingga “ruh” dari tarian itu sendiri semakin hilang. Tuntutan zaman membuat Tari Topeng mengkreasikan tariannya sehingga berbeda dari versi asli dari tarian itu. Identitas dari tarian yang mulai memudar karena para penari tidak lagi menari dengan “rasa”. Sebuah tarian yang dahulu sangat berdampak besar pada kehidupan masyarakat Cirebon, yang mana masyarakat Cirebon mengenal Islam melalui Tari Topeng Cirebon.Terdapat juga sebuah perbedaan metode pembelajaran dan pengajaran antara Sanggar yang berada di Desa dan Kota. Sanggar yang terletak di Kota hanya mengajarkan Tari Topeng dalam aspek teknis semata dan tidak didasari oleh pengetahuan yang kuat akan sejarah dan makna-makna yang terkandung didalamnya.


Seorang penari harus mengerti dan paham mengenai makna-makna maupun sejarah Tari Topeng sangatlah penting. Pengetahuan akan sejarah dan makna-makna Tari Topeng dipercaya dapat mempengaruhi penari baik ketika tampil atau bahkan dalam kehidupannya sehari hari. Terdapat Wiraga, Wirahma, dan Wirasa, yang menjadi tiga unsur yang penting dalam kesenian Tari Topeng. Wiraga adalah unsur yang menyangkut tentang raga atau tubuh dimana sang penari harus dapat menarikan setiap gerakan dengan baik dan benar, kemudian Wirahma adalah unsur dimana ketika sudah menguasai tubuh, penari pun harus menyesuaikan tubuhnya dengan irama yang ada. Harmonisasi antara gerak tubuh dan irama musik adalah unsur-unsur yang harus dikuasai terlebih dahulu oleh sang penari. Lalu, Wirasa yang merupakan unsur terakhir dan unsur paling penting, dimana ketika penari sudah menyelaraskan gerak tubuh dan irama musik, penari juga harus memiliki “rasa” dalam menari itu sendiri. Untuk membangun Wirasa pada sebuah tarian dibutuhkan ketelatenan dan kesabaran yang tinggi, dimana penari harus juga bersungguh-sungguh dalam menghayati setiap gerakan dan memahami seutuhnya tarian tersebut. Pentingnya memahami dan mengerti tentang makna-makna Tari Topeng juga dapat berdampak kepada kepribadian penari itu sendiri, karena ketika mereka memahami dan menghayati makna-makna Tari Topeng yang mengandung nilai kehidupan bahkan nilai-nilai islam, mereka akan perlahan mengimplementasikan kedalam kehidupannya sehari-hari.
Dahulu Tari Topeng sendiri hanya dimainkan oleh satu orang yang mana ia menarikan 5 wanda dengan kostum berwarna netral seperti hitam atau putih, kemudian ia hanya mengganti kedok atau topeng yang dipakai ketika pergantian lakon yang ditarikan. Pertunjukan Tari Topeng dalam bentuk awalnya adalah pertunjukan yang sangat lama durasi waktunya. Satu wanda yang ditarikan bisa mencapai 2 jam pertunjukkan, oleh karena itu Tari Topeng saat ini adalah bentuk ringkas dari versi aslinya. Makna-makna yang terkandung dalam Tari Topeng begitu mendalam sehingga dapat menjadi media dakwah dalam menyebarkan ajaran Islam di wilayah Cirebon.

Berikut adalah makna-makna yang terkandung dari kelima wanda topeng :

1. Topeng Panji
Topeng Panji merupakan tahap awal dari kelima wanda Tari Topeng. Kostum yang dominan berwarna putih merupakan cerminan dari bayi yang baru lahir, dimana putih adalah simbol kesucian. Topeng Panji merupakan penggambaran tahap awal dalam kehidupan manusia, yaitu bayi. Gerakan Topeng Panji cenderung diam dan tidak memiliki banyak gerakan. Berbanding terbalik dengan gerakan yang cenderung diam dan halus, iringan musik topeng Panji memiliki tempo yang cepat dan keras. Gerakan tari dan musik terlihat tidak selaras dan harmonis, karena sangat bertolak belakang. Namun terdapat maksud yang ingin disampaikan dalam ketidak-harmonisan ini, yaitu musik dengan tempo keras dan cepat merupakan penggambaran dari sebuah godaan-godaan yang bersifat negatif terhadap seorang manusia. Nilai Islam yang ingin disampaikan adalah bagaimana seoorang manusia harus tetap tenang ketika godaan-godaan tersebut datang menghampirinya, ia harus tetap tenang dan berpegang teguh kepada Allah SWT. Panji juga merupakan akronim dari Mapan ning Kang Siji yang berarti bahwa manusia harus percaya atau teguh pada yang Satu, yaitu Allah SWT.

2. Topeng Samba
Tahap kedua dari Tari Topeng Cirebon adalah Topeng Samba. Samba menggambarkan tentang tahap kehidupan selanjutnya, yaitu masa anak-anak. Menggambarkan anak-anak yang memiliki rasa keingintahuan yang tinggi, dimana selalu mencari sesuatu yang baru. Gerakan tari Samba lebih lincah dan ceria, menggambarkan sifat anak-anak yang selalu ingin bermain. Dalam gerakan Samba terdapat gerakan bernama Jawil berarti menyapa atau mengajak, yang mana maksud dari gerakan ini adalah seorang anak-anak yang mengajak temannya untuk melakukan suatu hal baru. Samba merupakan akronim dari sami’un dan basirun yang artinya melihat dan mendengar. Nilai islam yang diajarkan oleh Topeng Samba adalah bahwa seorang manusia harus melihat hal-hal yang baik saja dan menjauhkan hal-hal yang buruk. Lalu, seorang manusia harus mendengar hal-hal yang baik pula yang mana seorang manusia harus menjaga mata dan telinganya, seperti yang diajarkan dalam Islam.

3. Topeng Rumyang
Topeng Rumyang adalah tahap ketiga dalam gambaran tahap kehidupan manusia, yaitu masa remaja. Rumyang menggambarkan seorang remaja yang baru akil baligh, yang mana seorang sedang mencari jati dirinya. Rumyang berasal dari kata harum dan miyang. Harum yang berarti bau yang wangi dan miyang yang berarti pergi. Rumyang menyampaikan bahwa seorang manusia harus meninggalkan kesan yang baik ketika ia sudah pergi atau meninggal dunia. Manusia yang harus meninggalkan bau yang harum ketika ia meninggal dunia. Terdapat arti lain dari Rumyang, yang mana berasal dari kata Harum dan Hyang. Hyang berarti Tuhan yang maha esa. Menjelaskan bahwa seorang manusia juga harus selalu mengharumkan nama Tuhan yang Maha Esa. Mengharumkan nama Allah SWT dengan cara berdzikir dan berdo’a kepadaNya.

4. Topeng Tumenggung
Tumenggung penggambaran tentang manusia yang bijaksana. Tahap kehidupan seorang manusia dewasa yang memiliki tanggung jawab dan sudah lebih dewasa. Tumenggung yang berasal dari kata tumen/temen/temenan yang berarti sungguh-sungguh dan Gung yang berarti Agung. Gerakan Topeng Tumenggung lebih tegas dan berenergi, yang mencerminkan ketegasan dan kebijaksanaan dari lakon Tumenggung sendiri. Tumenggung juga dicerminkan sebagai sosok prajurit yang memiliki sifat bijaksana dan juga tegas dalam mengambil keputusan. Penggambaran sosok prajurit yang memiliki dedikasi penuh dan loyalitas layaknya seorang pahwalan. Sifat-sifat ini ditujukan agar masyarakat dapat meniru sosok Tumenggung ini. Topeng ini juga menyampaikan pesan tentang pentingnya hubungan sesama manusia dan mengembangkan nilai Silih Asih, Silih Asah dan Silih Asuh, yang berarti Saling Mengasihi, Saling Mengingatkan dan Saling Menjaga.

5. Topeng Kelana
Topeng Kelana adalah tahap terakhir dari kelima wanda Tari Topeng dan juga tahap terakhir dari kehidupan manusia, yaitu usia senja. Topeng Kelana menggambarkan kemarahan dan angkara murka dari seorang penguasa. Dengan pakaian dan topeng yang dominasi berwarna merah mencerminkan kemarahan dan kemurkaan seseorang. Topeng Kelana juga sering disebut sebagai jelmaan dari Rahwana. Kelana yang berasal dari kata Kala Ana yang mana artinya adalah selagi ada. Menggambarkan seorang penguasa yang memiliki prinsip “selagi ada” atau selagi dia berkuasa, jadi dia dapat melakukan hal-hal dia inginkan. Tari Topeng Kelana menunjukkan “sisi gelap” dari seorang manusia. Sisi gelap seperti memiliki sifat ambisi yang haus akan hasrat duniawi. Kelana tidak hanya topeng yang menunjukkan sisi gelap dari sifat manusia tetapi juga memiliki makna positif yang disampaikan. Kelana sendiri berarti Kembara atau Mencari. Yang mana manusia dalam menjalani kehidupan harus mencari atau ikhtiar dalam menjalani kehidupan dan mencari rezeki.


Namun saat ini masyarakat tidak begitu memahami pesan apa yang disampaikan oleh Tari Topeng dalam setiap pertunjukkannya. Terkikisnya pengetahuan ini pun menjadi pemicu terjadinya degradasi makna dari Tari Topeng. Perubahan makna yang bermula dari sebuah tuntunan yang mengajarkan tentang nilai-nilai islam, kini hanya menjadi tontonan semata tanpa tahu nilai-nilai apa yang terkandung didalamnya. Peran Tari Topeng Cirebon dahulu menjadi sangat penting karena berandil besar dalam penyebaran Islam di wilayah Cirebon. Seiring perkembangan zaman dan terjadinya komodifikasi budaya yang mana kebudayaan harus mengikuti arus globalisasi agar tetap bertahan. Nilai-nilai Islam yang terkandung dalam Tari Topeng Cirebon mengajarkan tentang bagaimana seorang muslim untuk menjadi kepribadian yang baik.

Tari Topeng mengajarkan tentang bagaimana seseorang untuk berpegang teguh pada Tuhan yang Maha Esa, menjadi pribadi yang tahan terhadap godaan apapun dan lainnya. Makna-makna Tari Topeng ini penting untuk diketahui oleh masyarakat, karena dapat membawa dampak positif terhadap penontonnya. Dengan mengetahui makna-makna dari Tari Topeng ini tidak hanya membawa efek positif tetapi juga membantu Tari Topeng untuk mempertahankan tujuan dan identitas dari Tari Topeng itu sendiri. Karya ini bermaksud untuk membuka kembali pikiran masyarakat ketika menonton Tari Topeng 
Read more...

PENTINGNYA KESADARAN GENERASI MUDA AKAN KESENIAN TARI TOPENG CIREBON

0 komentar


   Sebagaimana kita maklumi diera globalisasi pada saat ini budaya asing senantiasa masuk dan mempengaruhi masyarakat kita. Mulai dari gaya hidup dan tingkah laku. Tentu ini sangat mempengaruhi pola kehidupan masyarakat pada saat ini. Namun respon masyarakat terhadap budaya asing tersebut ada yang menerima dan ada pula yang tidak menerima. Bagi masyarakat yang menerima akan bersikap terbuka dan mengikuti trend yang ada. Adapun masyarakat yang tidak menerima akan bersikap tertutup terhadap budaya lain dan akan memegang teguh budaya yang telah ada. Masuknya budaya asing ini biasanya mudah diserap atau ditiru oleh masyarakat, sehingga masyarakat yang terpengaruh oleh budaya asing akan cenderung menyerap atau meniru perilaku budaya asing yang masuk. Pengaruh budaya asing ini mempengaruhi gaya hidup masyarakat Indonesia, mulai dari cara berpakaian, cara bergaul yang terlalu bebas yang pada saat ini banyak diadopsi oleh para remaja kita, seperti perilakuperilaku remaja yang menyimpang. Perilaku remaja yang mulai menyimpang inilah yang mengakibatkan banyak penyimpangan sosial dikalangan remaja pada saat ini. Salah satunya adalah penyimpangan moral. Penyimpangan moral ini sering menimbulkan kegelisahan dan permasalahan terhadap orang lain sehingga penyimpangan tersebut menimbulkan kenakalan dan kejahatan remaja seperti: pergaulan bebas, penggunaan narkoba, mabuk-mabukan, serta kurangnya minat remaja terhadap kesenian lokal atau seni tradisional. Padahal remaja merupakan generasi muda penerus bangsa. Faktor penyebab penyimpangan moral dapat disebabkan oleh adanya media internet, tv dan media massa, serta lingkungan yang kurang baik. Hal ini menyebabkan rusaknya moral generasi muda pada saat ini, serta kurangnya pengawasan orang tua yang terlalu memberikan kebebasan terhadap anak-anaknya, sehingga para generasi muda sekarang  tidak dapat terkontrol dalam hal pergaulan dan ketidakakraban generasi muda terhadap seni tradisi yang ada mulai terabaikan dan kurang di perhatikan. Padahal generasi muda merupakan cikal bakal penerus bangsa di masa depan, maka perlunya mengenalkan seni tradisi pada generasi muda baik dalam pendidikan formal maupun non formal agar para generasi muda dapat mengenal dan mencintai budaya tradisi.

   Generasi  muda dengan potensi mereka serta sifat suka terhadap hal-hal baru dengan segala kecanggihan teknologi yang ada pada saat ini sehingga generasi muda banyak menemukan hal-hal baru disekitar mereka. Dengan kurangnya pengalaman dan keterampilan di sekolah maupun di lingkungan ini mengakibatkan kurangnya kwalitas yang dimiliki generasi muda sekarang yang keinginannya hanya dengan instan, serta mudahnya terpengaruh dengan hal-hal baru ini dapat melupakan budayanya sendiri. Budaya sendiri yang dianggap kurang mengikuti perkembangan jaman dan memilih untuk menganut budaya asing, sehingga menyebabkan seni tradisi dikalangan generasi muda tidak menguntungkan yang mengakibatkan ketidak akraban terhadap kesenian di Indonesia. Kesenian di Indonesia sangat beragam mulai dari seni musik, berbagai alat musik tradisional yang dimiliki disetiap daerahnya mulai dari alat musik tiup yaitu, serunai dan suling, alat musik tabuh gamelan, kendang dan marwas, alat musik gesek yaitu rebab, alat musik petik yaitu kecapi. Adapun seni teater/drama seperti ketoprak, ludruk, lenong, wayang. Serta seni tari daerah yang memiliki keberagaman yang sangat banyak mulai dari tari Bali, tari Melayu, tari Aceh, tari Kalimantan, tari Sulawesi, tari Papua, dan tari Jawa. Seni tari di Indonesia digolongkan kedalam berbagai kategori seperti tari Keraton (tari yang tumbuh di istana) yang tumbuh dikalangan istana dan bangsawan serta tari Rakyat yang tumbuh dan berkembang dikalangan rakyat. Tidak hanya dari golongan asal lahirnya tarian tersebut tetapi pertunjukan tari memiliki fungsi-fungsi tertentu seperti: untuk Upacara, hiburan, dan tontonan. Pandangan generasi muda terhadap tari tradisi hanya sebagai rekreasi semata tidak melihat bahwa seni tradisi merupakan salah satu ekspresi seni.

     Maka seni tradisi biasanya merupakan sebuah warisan yang diciptakan, dijaga dengan memegang teguh nilai-nilai yang ada pada seni tradisi tersebut. Menjaga kemurnian tradisi tersebut, agar tidak ternodai oleh pengaruhpengaruh luar, tetapi seni tradisi pada saat ini dirasa sudah tidak bisa mengikuti perkembangan jaman, kebanyakan generasi muda lebih antusias terhadap kebudayaan baru yang pada saat ini sedang berada di abad dimana informasi dan teknologi sedang berkembang pesat. Perkembangan itu menandakan pesatnya kemajuan jaman, tetapi hal tersebut tidak sejalan dengan kesenian yang ada di Indonesia pada saat ini. Kekayaan kesenian di Indonesia merupakan warisan yang harus kita syukuri dan lestarikan, karena ini yang menjadikan Indonesia memiliki keunggulan dibandingkan dengan negara lain. Walaupun kebanyakan kesenian merupakan pewarisan budaya dari masalalu, maka sebagai warga negara yang peduli terhadap budaya sendiri sudah sepatutnya untuk menjaga dan melestarikan. Tetapi pada saat ini mayoritas masyarakat sudah mulai mengabaikan bahkan tidak sedikit melupakan kesenian tradisional. Hal ini menyebabkan keberadaan kesenian tradisional tidak bisa mengikuti perkembangan jaman, sehingga kurangnya minat masyarakat terhadap seni tradisi menjadi salah satu penyebab kesenian tersebut tidak bisa terpelihara kembali. Semua itu menjadi keprihatinan kita semua apabila kesenian itu punah begitu saja, maka perlunya rasa kepedulian ditanamkan kepada masyarakat terutama pada generasi muda terhadap seni tradisi. Kepedulian kita terhadap kesenian tradisi sangat diperlukan untuk menjaga dan memelihara kesenian tradisi agar kesenian tradisi tetap hidup. Hidupnya kembali seni tradisi maka budaya Indonesia pun akan terpelihara kembali. Perlunya penanaman rasa peduli terhadap seni tradisi pada generasi muda agar generasi muda senantiasa menjaga kesenian tradisi sebagai identitas bangsa. 

    Dari sekian banyak daerah yang ada di Indonesia, terdapat salah satu daerah yang kaya akan keseniannya yaitu Jawa Barat. Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki jumlah penduduk yang banyak. Provinsi Jawa Barat memiliki 18 Kabupaten dan 9 Kota. Wilayah provinsi Jawa Barat perbatasan dengan sebelelah utara laut Jawa, sebelah timur Jawa Tengah, sebelah selatan Banten, sebelah timur Jawa tengah, sebelah barat DKI Jakarta Banten. Jawa Barat merupakan daerah yang memiliki potensi yang beragam karena letak geografis Jawa Barat yang strategis dan sangat menguntungkan disetiap wilayahnya. Terdapat keberanekaragaman bahasa mulai dari bahasa Sunda, bahasa Cirebon, bahasa Cirebon alek Indramayu, dan bahasa melayu alek Betawi. Selain bahasa yang sangat beranekaragam lainnya adalah kesenian. Kesenian yang dimiliki oleh Jawa Barat sangatlah beragam di setiap daerahnya. Setiap daerah pastinya memiliki kesenian yang khas seperti Tarling, Pencak Silat, Gamelan, Wayang Golek, Calung, Kuda Renggong, Sisingaan, Kuda lumping dan Tari-tarian. Tari-tarian dari Jawa Barat sudah sangat terkenal sampai ke Mancanegara seperti, Jaipong, tari Ronggeng Gunung, tari Topeng Cirebon. Karena di Jawa Barat terdapat lima rumpun tari yaitu, tari Keurses, tari Wayang, tari Rakyat, tari Kreasi baru, dan tari Topeng. Dari lima rumpun tari tersebut salah satunya adalah tari Topeng. Tari topeng merupakan tari yang penarinya mengenakan topeng/kedok. Salah satu tari topeng yang sangat terkenal adalah tari topeng Cirebon. Tari Topeng Cirebon merupakan salah satu tari yang berkembang di daerah keraton yang berada di Cirebon.

     Adapun pernyataan Amsar (2009, hlm. 19) tentang wilayah persebaran tari Topeng bahwa: “ Tari Topeng Cirebon merupakan salah satu genre tari yang berkembang di daerah pantai utara Jawa barat, seperti: Kuningan, Majalengka, dan Indramayu”. Maka persebaran tarian ini sangatlah pesat tidak hanya di daerah Cirebon, tari ini pun telah berkembang dan menetap di luar wilayah Cirebon sebagai kesenian resapan budaya. Tari topeng Cirebon biasanya dibawakan oleh seorang penari atau sering disebut dalang topeng, disebut dalang topeng karena mereka memainkan karakter-karakter dalam setiap tarian topeng. Tari Topeng Cirebon ini diyakini merupakan Ciptaan Sunan Kalijaga yaitu, salah satu Waliluyah penyebar agama islam.

    Kini tari topeng Cirebon yang asalnya merupakan kesenian keraton beralih dan banyak dipelihara oleh rakyat, sehingga tari topeng ini tumbuh subur dikalangan rakyat. Dengan bergantinya waktu kesenian topeng ini pun beralih fungsi sebagai hiburan dan kepentingan sarana upacara. Untuk sarana hiburan dilihat pada acara pertunjukan, yang biasa dilaksanakan pada acara hajatan seperti khitanan dan pernikahan. Tetapi untuk tari topeng sebagai sarana upacara biasanya ada dan ditampilkan dari berbagai acara-acara upacara.

   Oleh sebab itu untuk menyesuaikan dan melestarikan apa yang sudah ada dibutuhkan pula kesadaran generasi-generasi muda untuk lebih mengulik kembali mengenai kesenia khas Cirebon ini agar dapat selalu diturunkan kepada generasi selanjutnya dengan harapan agar kesenian khas Cirebon ini akan tetap ada.

x
Read more...

PERALIHAN FUNGSI TOPENG CIREBON DI ERA MODERNISASI

0 komentar



Dari beberapa seni kebudayaan khas Cirebon yang cukup tua terdapat Topeng Cirebon yang menarik untuk dapat dikenalkan lebih mendalam. Topeng Cirebon juga sering kali menjadi tujuan para wisatawan untuk mengunjungi kota tersebut. Topeng pada umumnya merupakan benda yang dipakai di atas wajah, biasanya digunakan untuk mengiringi musik kesenian daerah, sama halnya dengan topeng cirebon yang sering digunakan dalam penyajian tari yang diiringi musik. Topeng di kesenian daerah umumnya untuk menghormati sesembahan atau memperjelas watak dalam mengiringi kesenian. Bentuk topeng bermacam-macam ada yang menggambarkan watak marah, ada yang menggambarkan lembut, dan adapula yang menggambarkan kebijaksanaan. Topeng Cirebon merupakan topeng yang terbuat dari kayu yang cukup lunak dan mudah dibentuk namun tetap dibutuhkan ketekunan, ketelitian yang tepat, serta membutuhkan waktu yang tidak sebentar dalam proses pembuatannya.

Topeng Cirebon yang paling pokok ada lima yang disebut juga Topeng Panca Wanda:

1. Panji
Wajahnya yang putih bersih melambangkan kesucian bayi yang baru lahir

2. Samba (Pamindo)
Topeng anak-anak yang berwajah ceria, lucu, dan lincah


3. Rumyang
Wajahnya menggambarkan seorang remaja



4. Patih (Tumenggung)
Topeng ini menggambarkan orang dewasa yang berwajah tegas, berkepribadian, serta bertanggung jawab



5. Kelana

Topeng yang menggambarkan seseorang yang sedang marah.


Pada dasarnya masing-masing topeng yang mewakili masing-masing karakter menggambarkan perwatakan manusia. Perubahan pada tarian dan topeng mulai terlihat seiring perkembangan waktu. Perubahan dikarenakan oleh berubahnya pengrajin yang membuat topeng tersebut, sehingga sedikit demi sedikit merubah karakter awal topeng tersebut seiring waktu pula aksesoris yang digunakan untuk pementasan tari topeng mulai berubah. Melihat seni budaya khas Cirebon yang sudah terdapat sejak lama ini sudah seharusnya sebagai anak bangsa melestarikan seni budaya yang sudah melekat sebagai ikon dari kota Cirebon ini. Oleh karena itu perlunya pendalaman tentang kesenian khas Cirebon untuk lebih mengenal seni budaya negri sendiri, yang bahkan wisatawan manca negara tertarik untuk mendalami kebudayaan bangsa kita.

Karya seni Indonesia sangat rentan dengan perkembangan zaman, hal ini disebabkan oleh berbagai hal contohnya seperti tidak adanya penerus dari seniman atau pengrajin sehingga menyebabkan punahnya karya seni. Selain itu juga berbagai kesenian luar yang menjadi tren pada masanya sehingga dapat menenggelamkan karya seni asli. Perlunya berfikir kreatif untuk dapat melestarikan karya seni asli Indonesia, dengan adanya inovasi pada karya seni Indonesia untuk dapat bertahan dalam perkembangan zaman. Hal ini juga dilakukan pada karya seni asal Indonesia tepatnya di Cirebon yaitu Topeng Cirebon.

Seperti yang diketahui dari uraian kalimat sebelumnya Topeng Cirebon awalnya dikenakan di muka sebagai aksesoris menari, namu pada masa kini topeng cirebon tidak hanya dapat dikenakan dimuka seperti topeng-topeng pada umumnya, pada masa sekarang Topeng Cirebon sudah menjadi cendramata, tidak hanya berbentuk topeng yang dapat dikenakan dimuka tetapi juga menjadi gantungan kunci yang ukurannya jauh lebih kecil. Topeng Cirebon berinovasi melawan perkembangan waktu, hal ini tentu memberikan dampak positif pada kekayaan karya seni asli Indonesia agar tidak tenggelam olen zaman. Tentu saja inovasi dari Topeng Cirebon ini memerlukan tahap-tahap dalam perubahan fungsinya yang sebelumnya merupakan benda sakral kini dapat menjadi cindramata khas cirebon.

Perubahan fungsi Topeng Cirebon berawal dari kota Cirebon sendiri yang sering didatangi wisatawan untuk melihat upacara atau tari Topeng Cirebon, sebagian dari wisatawan tidak hanya puas dengan mendokumentasikan melalui gambar, tetapi mereka juga ingin membawa pulang Topeng Cirebon untuk buah tangan sebagai benda kenangan dari Cirebon. Melihat masalah yang ada maka berbagai pikiran kreatif dari warga cirebon mulai direalisasikan yaitu membuat Topeng Cirebon sebagai cindramata khas Cirebon. Namun pembuatan cindramata ini juga memiliki tahap lagi, yaitu mempertimbangkan lagi apa saja tahap yang diperlukan untuk merubah Topeng Cirebon menjadi cindramata.

 Maka dari hasil pemikiran tersebut, ciri dari produk cendramata adalah:

1. Tiruan dengan Aslinya
Pasti banyak dari wisatawan ingin membawa pulang Topeng Cirebon yang dilihatnya pada saat upacara ngujung atau saat pementasan Tari Topeng Cirebon yang tentunya hal ini mustahil untuk para wisatawan bawa pulang. Maka dangan adanya masalah ini perlunya dibuat tiruan dari Topeng Cirebon yang dapat dibawa pulang sebagai cindramata oleh para wisatawan. Tiruan Topeng Cirebon ini dapat berupa topeng yang benar-benar mirip dengan aslinya dibuat menggunakan bahan-bahan yang sama seperti mulai dari kayu yang digunakannya, cat yang digunakan, sampai pola ukuran topeng yang menyerupai aslinya. Tiruan Topeng Cirebon juga dapat berupa topeng yang menyerupai asli namun menggunakan bahanbahan berbeda dan ukuran muka topeng yang dapat disesuaikan, biasanya tiruan topeng juga dapat menggunakan bahan yang terbuat dari bubur kertas sebagai bahan dasarnya.

2. Mudah Dibawa
Barang-barang cendramata yang kecil akan sangat diminati oleh wisatawan, karena dalam waktu singkat mereka bisa membelinya dalam jumlah dan macam yang mereka kehendaki, baik untuk diri sendiri maupun dibagikan pada keluarga atau temanteman dirumah. Dalam hal ini Topeng Cirebon pada sekala aslinya bukan termasuk cendramata yang mudah dibawa. Selain itu untuk harga sebuah topeng ukuran asli juga tidak memadai apabila seorang wisatawan mau berbagi buah tangan pada kerabatnya. Melihat permasalahan itu maka warga dan para pengrajin asal Cirebon membuat Topeng Cirebon dengan sekala lebih kecil.

3. Penuh Variasi
Topeng Cirebon bersekala kecil tidak dapat dikenakan selayaknya topeng yang dapat dikenakan di muka, namun Topeng Cirebon bersekala kecil dapat menjadi benda-benda penghias cantik seperti gantungan penghias dinding, penghias meja bahkan menjadi gantungan kunci. Hal ini memungkinkan para wisatawan untuk dapat memberikan cendramata khas Cirebon

4. Dihilangkan Kesakralannya
Sebagian karya seni asli Idonesia memeiliki sifat yang sakralkan. Benda ini biasanya digunakan dalam berbagai ritual, upacara, atau hal-hal lain yang berbau mistis. Benda sakral ini juga perlu dirawat dengan cara khusus seperti memandikan dengan kembang pada saat-saat tertentu, dibawa ke tempattempat tertentu, sampai dibacakan doa-doa bahkan mantra. Tidak jarang juga sang pembuat yang terlebih dahulu harus mengamalkan, betapa, atau berpuasa sebelum membuat benda sakral tersebut, begitu juga dengan pemilik benda sakral tersebut yang harus mengamalkan selama memiliki benda tersebut. Beberapa penduduk Indonesia juga mempercayai bahwa setiap benda sakral memiliki jiwa, atau roh yang bersemayam dalam benda tersebut, sehingga tidak dapat sembarangan dalam merawat benda sakral tersebut. Benda sakral yang memiliki jiwa juga dapat mengamuk apabila tidak dirawat dengan benar layaknya seperti manusia. Oleh karena itu hanya orang-orang tertentu yang dapat memiliki benda sakral tersebut. Sebagian Topeng Cirebon juga merupakan benda sakral, dimana biasanya dikenakan oleh penari yang dapat mengendalika tubuh sang penari. Sama dengan benda sakral lainnya, Topeng Cirebon yang memiliki kesakralan juga membutuhkan penanganan khusus. Melihat masalah tersebu maka Topeng Cirebon yang akan dijadikan cindramata haruslah dihilangkan kesakralannya terlebih dahulu.

5. Murah
Ciri cendramata terakhir ini merupakan salah satu point yang sangat diminati oleh wisatawan. Hal ini sangat mempengaruhi segi ekonomi dan dinamis. Dengan harga yang murah maka wisatawan dapat membeli produk Topeng Cirebon tanpa banyak mempertimbangkan kebutuhan ekonomi primernya. Tentu harga murah ini tidak menggunakan bahanbahan dari Topeng Cirebon yang sebenarnya


Tahap-tahap diatas merupakan perubahan fungsi Topeng Cirebon yang terjadi hingga kini mengikuti perkembangan zaman. Tentu saja hal ini merupakan sesuatu yang positif karna dapat membantu melestarikan atau mempertahankan keeksisan Topeng Cirebon pada era modern ini. 
Read more...

Kamis, 19 Desember 2019

Perbedaan Tari Topeng Cirebon Deng Tari T

0 komentar



Tari topeng Indramayu berasal dari tradisi di lingkungan Istana Kacirebonan sebagai acara kerajaan, misalnya acara penyambutan tamu raja. Lama kelamaan tari ini diminati oleh masyarakat di luar keraton sampai menyebar ketanah indramayu.
            Tari istana lantas berubah fungsi menjadi tari rakyat yang bukan hanya seorang bangsawan atau seorang dari kerajaan saja yang bisa dinikmati. Sekalipun antara Keraton Cirebon dan tradisi Indramayu bertopeng sama, bentuk dan tokohnya berbeda. Bila tari topeng Cirebon berisi gerak Tari Topeng anji, samba, tumenggung dan kelana, pada Tari Topeng yang dikembankan di Indramayu ini ada gerak lain, diantaranya ada samba merah, samba udeng, dan rumyang.
            Setiap kesenian pasti mempunya perbedaan masing - masing antara kesenian yang satu dengan kesenian yang lainya, namun untuk membedakan mengenali ciri kesenian tari topeng Indramayu masyarakat tidak banyak yang tahu seperti apa ciri yang terlihat pada kesenian itu ?, untuk itu sebaiknya pihak budayawan, seniman ataupun remaja /  yang mempunyai keahlian dan pengetahuan tentang senitari mengadakan sosialisasi kepada masyarakat supaya masyarakat mengenal lebih dekat lagi seni tari itu, dan bisa saja melalui sosialisasi itu menjadi kegiatan yang sekaligus menarik minat masyarakat untuk belajar dan ikut melestarikan kesenian Tari Topeng Indramayu.
Indramayu mempunyai banyak kesenian yang mempunyai nilai estetika tinggi salah satunya adalah Tari Topeng, tidak hanya di Indramayu kita bisa melihat tari topeng di daerah - daerah lainya juga ada tari topeng misalnya; Cirebon, Losari, Surabaya, dan lain - lain. Untuk itu kita harus tau bagaimana dan seperti apa hal yang membedakan antara tari topeng Indramayu dengan tari topeng dari daerah lain.
            Kebanyakan orang ‘awam’ tidak menyadari bahwa antara tari topeng Indramayu dengan daerah lain itu berbeda, hanya orang-orang yang kritis yang memiliki pengetahuan tentang membedakan tari topeng tersebut. Bahkan di Indramayu terdapat banyak sanggar tari topeng yang membuat tari topeng setiap sanggarnya mempunyai ciri dan gaya masing-masing. Ketika seorang ibu ingin memasukan anaknya untuk belajar kesenian tari topeng hal itu kerap dijadikan ‘kontroversi’ di masyarakat, masing-masing sanggar mengunggulkan prestasi-prestasi yang telah dicapai ada pula masyarakat yang memutuskan memasukan anaknya kesalah satu sanggar karena anggar itu di miliki oleh pemerintah / / yang di akui oleh pemerintah, sanggar itu sudah sering tampil di kota-kota besar bahkan sampai kemancan negara yang membuat tari topeng merajalela dikanca internasional, dan lain-lain.
            Sejatinya ketika kita memutuskan untuk mendalami suatu keterampilan khususnya menari dan tujuannya untuk melestarikan kesenian tersebut kita tidak hanya harus belajar pada satu guru saja namun kepada guru-guru yang lain sehingga wawasan dan kemampuan kita menjadi luas.
  Seperti apa tari topeng Indramayu
            Tari Topeng adalah salah satu kesenian tari yang penarinya menggunakan topeng dan terdapat banyak jenis topeng dengan gerakan dan sifat yang berbeda-beda begitu pun di Indramayu terdapat banyak tokoh-tokoh dalam tari topeng diantaranya:
1.      topeng Klana
2.      topeng Tumenggung
3.      topeng Panji
4.      topeng Samba
            Pada setiap jenis topeng tersebut mempunyai karakter yang berbeda dan ciri khas yang berbeda, sehingga itu menjadi ciri unik tersendiri untuk kesenian tari topeng ini. Namun tidak semua sanggar tari topeng  di Indramayu menggunakan nama-nama topeng tersebut ada pula yang menamainya dengan nama lain. Dan antar sanggar juga mempunyai ciri khas masing-masing mulai dari; musik, bentuk topeng, aksesoris (pakaian) yang digunakan, gerakannya, dan lain-lain. Namun dikalangan masyarakat menilai kualitas seseorang menari itu dengan melihat kelenturan ‘lemes’, penilaian tersebut salah karena kelenturan lenggak-lenggok penari itu harus sesuai dengan tokoh topeng yang dibawakannya, misalnya tari topeng Klana topeng ini mempunyai sifat yang menggambarkan seorang raja yang serakah dan tamak, dan penuh kemurkaan sehingga gerakanya juga tidak boleh lemes melainkan harus gagah, kokoh dan harus menggambarkan apa yang ditokohkan pada topeng tersebut, berbeda dengan topeng samba penari harus mempunyai gerak yang lentur karena topeng tersebut menggambarkan seorang gadis remaja yang ganjen, dan gerakannya juga ‘lemes’ gerak tangannya.
     Apa yang membedakan tari topeng indramayu dengan tari topeng dari daerah Cirebon?
      Banyak hal yang menjadi pembeda antara tari topeng Indramayu dengan tari topeng . Cirebon dan itu menjadi ciri khas dari daerah masing masing. Sebenarnya keberadaan tari topeng di daerah Indramayu terjadi karena penyebaran pengamen/seniman tari topeng dari Cirebon ke Indramayu, jadi bibit tari topeng Indramayu itu berasal  dari Cirebon. Tetapi sang maestro tari topeng yang bernama mimi Rasinah memberikan ciri khas terhadap tari topeng itu dengan gayanya sendiri, dan perbedaan yang spesifik yapat dilihat dari kain. batik yang dipakai, indramayu punya batik paoman yaitu  dan itu dijadikan salah satu aksesoris oleh mimi Rasinah.
  Dan perbedaan yang lainya juga bisa Batik Paoman merupakan salah satu batik tradisional yang terdapat di daerah Indramayu. Batik ini menjadi sangat khas karena disamping proses pembuatannya yang menggunakan teknik lukis yang mebuat motif batik panoan menjadi pembeda dengan batik – batik yang lainnya, juga motif-motif yang di hasilkannya pun sangat tegas dan baik sehingga menjadikan motif menjadi menarik dan diminati . dalam teknik pewarnaan mereka mewarnainya dengan  maupun ilustrasi motifnya dan sama sekali berbeda dengan motif batik yang ada di Indonesia. Nama Paoman sendiri merujuk pada sebuah tempat di Indramayu yang memang sebagian besar masyarakatnya sangat mahir membatik. 
Dilihat dari bentuk topengnya, mulai dari ukirannya, dan warnanya, sampai penamaan pIronisnya yang berbeda dari topeng yang yang ada di wilayah Cirebon maka dari itu berbeda dengan yanga ada di daerah lainnya, keterampilan membatik ini tidak serta merta membuat Batik Paoman ini sudah dikenal secara luas sampai seluruh Indonesia. Disamping nama Batik Paoman, batik ini dikenal juga dengan nama Batik Dermayon yang tergolong beraliran pesisir seperti halnya Cirebon dan Pekalongan. Untuk corak, motif batik Indramayu ini diyakini oleh beberapa ahli dipengaruhi oleh akulturasi kebudayaan dari luar dan beragam unsur seperti kepercayaan penduduknya, lingkungan dan juga adat istiadat setempat.
Batik Dermayon juga memiliki motif lain dari khasnya adalah budaya Arab dengan kaligrafi dan sawat riwe-nya dengan adanya ciri khas – ciri khas dari timur tengah . Untuk unsur-unsur lokal dalam corak batik Dermayon dapat di temui dalam motif liris yang kental dengan pengaruh Hindu yang di dominasi oleh motif garis miring dan silang, yang dikenal dengan sebutan motif parang atau kawung. Untuk lebih jelas mengenai makna yang terdapat dalam corak. Ciri khas tersebut yang membuat tari topeng indramayu berbeda dari daerah – daerah yang lainnya yang di pelopori oleh Mimi rasinah yang menjadikan berbeda dari yang lainnya .


Read more...

MAESTRO TARI TOPENG

0 komentar
Read more...

TARI TOPENG SEBAGAI DAYA TARI WISATA DI CIREBON

0 komentar
Read more...

ALAT MUSIK YANG DIPAKAI DALAM KESENIAN TARI TOPENG

0 komentar





Dalam kesenian tari topeng yang sangat indah tidak luput dari adanya musik , musik yang dipakai dalam kesenian tari topeng dimainkan dengan alat musik tidak menggunakan rekaman atau radio. Dalam artikel kali ini saya akan menjelaskan alat alat musik yang dipakai untuk kesenian tari topeng. Berikut ini adalah beberapa alat musik yang dipakai untuk kesenian tari topeng :






1. Pangkon Saron

Saron atau yang biasanya disebut juga ricik ,adalah salah satu instrumen gamelan yang termasuk keluarga balungan.

Dalam satu set gamelan gaya Surakarta biasanya mempunyai 2 pasang saron, laras pelog dan slendro. Saron menghasilkan nada satu oktaf lebih tinggi daripada demung atau saron panembung, dengan ukuran fisik yang lebih kecil. Tabuh saron biasanya terbuat dari kayu, dengan bentuk seperti palu.

Cara menabuhnya ada yang biasa sesuai nada, nada yang imbal, atau menabuh bergantian antara saron 1 dan saron 2. Cepat lambatnya dan keras lemahnya penabuhan tergantung pada komando dari kendang dan jenis gendhingnya. Pada gendhing Gangsaran yang menggambarkan kondisi peperangan misalnya, ricik ditabuh dengan keras dan cepat. Pada gendhing Gati yang bernuansa militer, ricik ditabuh lambat namun keras. Ketika mengiringi lagu ditabuh pelan. Dalam memainkan saron, tangan kanan memukul wilahan / lembaran logam dengan tabuh, lalu tangan kiri memencet wilahan yang dipukul sebelumnya untuk menghilangkan dengungan yang tersisa dari pemukulan nada sebelumnya. Teknik ini disebut memathet.




2. Pangkon Bonang



Bonang merupakan salah satu alat musik yang digunakan dalam gamelan Jawa. Bonang juga merupakan instrumen melodi terkemuka di Degung Gamelan Sunda. Dimainkan dengan cara dipukul atau ditabuh pada bagian atasnya yang menonjol atau disebut dengan pencu (pencon) dengan menggunakan dua pemukul khusus yang terbuat dari tongkat berlapis yang disebut dengan sebutan bindhi.




3. Gong

Gong merupakan instrumen waditra yang terbuat dari perunggu atau logam kuningan. Gong mempunyai garis tengah 69 cm s/d 105 cm. Gong dimainkan dengan cara dipukul dengan alat pemukul khusus yang empuk dan bunyinya rendah. Gong biasanya dipukul saat tanda akhir lagu.




4. Calung

Calung adalah alat musik purwarupa jenis idiofon yang terbuat dari bambu. Alat musik ini dikenal dan berkembang di wilayah Banyumasan dan Sunda. Berbeda dengan angklung yang dimainkan dengan cara digoyangkan, cara menabuh calung adalah dengan memukul bilah atau ruas (tabung bambu) yang tersusun menurut titi laras (tangga nada) pentatonik (da-mi-na-ti-la untuk masyarakat Sunda, dan ji-ro-lu-ma-nem untuk masyarakat Banyumas). Jenis bambu untuk pembuatan calung kebanyakan dari awi wulung (bambu hitam), tetapi ada pula yang dibuat dari awi temen (bambu ater, berwarna hijau).

Pengertian calung selain sebagai alat musik juga melekat dengan sebutan seni pertunjukan. Ada dua bentuk calung yang dikenal, yakni calung rantay dan calung jinjing.

- Calung rantay

Calung rantay bilah tabungnya dideretkan dengan tali kulit waru (lulub) dari yang terbesar sampai yang terkecil, jumlahnya 7 wilahan (7 ruas bambu) atau lebih. Komposisi alatnya ada yang satu deretan dan ada juga yang dua deretan (calung indung dan calung anak/calung rincik). Cara memainkan calung rantay dipukul dengan dua tangan sambil duduk bersilah, biasanya calung tersebut diikat di pohon atau bilik rumah (calung rantay Banjaran-Bandung), ada juga yang dibuat ancak "dudukan" khusus dari bambu/kayu, misalnya calung tarawangsa di Cibalong dan Cipatujah, Tasikmalaya, calung rantay di Banjaran dan Kanekes/Baduy.

- Calung jinjing

Adapun calung jinjing berbentuk deretan bambu bernada yang disatukan dengan sebilah kecil bambu (paniir). Calung jinjing terdiri atas empat atau lima buah, seperti calung kingking (terdiri dari 12 tabung bambu), calung panepas (5 /3 dan 2 tabung bambu), calung jongjrong(5 /3 dan 2 tabung bambu), dan calung gonggong (2 tabung bambu). Kelengkapan calung dalam perkembangannya dewasa ini ada yang hanya menggunakan calung kingking satu buah, panempas dua buah dan calung gonggong satu buah, tanpa menggunakan calung jongjrong Cara memainkannya dipukul dengan tangan kanan memakai pemukul, dan tangan kiri menjinjing/memegang alat musik tersebut. Sedangkan teknik menabuhnya antar lain dimelodi, dikeleter, dikemprang, dikempyung, diraeh, dirincik, dirangkep (diracek), salancar, kotrek, dan solorok.

5. Pangkon kenong

Kenong juga merupakan salah satu alat musik tradisional di Jawa Tengah yang menyusun instrumen gamelan. Kenong umumnya dengan dipukul oleh satu alat pemukul. Kenong berfungsi sebagai penegas irama dan batas-batas gatr. Ukuran kenong lebih besar daripada bonang, kenong juga dipukul dengan menggunakan alat pemukul kayu yang berlilitkan kain. Jumlah kenong dalam satu set instrumen gamelan biasanya lebih dari 6 buah. Kenong merupakan unsur instrumen pencon gamelan yang paling gemuk, dibandingkan dengan kempul dan gong yang walaupun besar namun berbentuk pipih. Kenong ini disusun pada pangkon berupa kayu keras yang dialasi dengan tali, sehingga pada saat dipukul kenong tidak akan bergoyang ke samping namun dapat bergoyang ke atas bawah, sehingga menghasilkan suara. Bentuk kenong yang besar menghasilkan suara yang rendah namun nyaring dengan timber yang khas (dalam telinga masyarakat Jawa ditangkap berbunyi ning-nong, sehingga dinamakan kenong). Dalam gamelan, suara kenong mengisi sela-sela antara kempul. Setiap pencon dari kenong memiliki satu nada, yang bervariasi antara 1 (ji) hingga 6 (nem)

6. Seperankat alat kecrek

Kecrek alat musik dalam teater Topeng Betawi terbuat dari lempengan besi yang disusun di atas balok kayu dan dipukul dengan dua tongkat kayu kecil; dengan beralaskan tikar dimainkan oleh salah satu pemain Topeng Betawi Panca Mekar dalam kegiatan rekaman Seri Musik Indonesia Volume 5 "Musik Betawi dan Sunda dari Pesisir Utara Jawa: Topeng Betawi; Tanjidor; Ajeng" di kabupaten Bekasi pada 10 Agustus 1990.

7. Pangkon Jengglong

Jenglong Adalah merupakan salah alat musik tradisional Jawa Barat (sunda) yang penggunaannya dengan cara dipukul.Jenglong dapat dikatakan mirip dengan alat musik gong, yang membedakan hanya ukurannya lebih kecil dan suaranya lebih ringan. umumnya terdiri dari 6 gong yang digantung.Jenglong terbuat dari perunggu, kuningan atau besi yang berdiameter antara 30 sampai dengan 40 cm. Dalam suatu ancak atau kakanco terdiri atas 6 buah kromong.Penclon pada alat musik Jenglong terdiri dari nada 5 (la) hingga 5 (la) di bawahnya (1 oktaf), dengan wilayah nada yang lebih rendah dari Bonang. Penclon-penclon ini digantung dengan tali pada penyangga yang berbentuk tiang gantungan.Jenglong berfungsi sebagai balunganing gending (bass; penyangga lagu) yakni sebagai penegas melodi alat musik Bonang

8. Pangkon ketuk

alat musik gamelan Jawa, berbentuk seperti bonang, tetapi lebih pipih dan berdinding lebih rendah daripada kenong, berfungsi sebagai pemberi tekanan dalam musik gamelan

Itulah beberapa alat musik yang dimainkan saat pementasan seni tari topeng. Tanpa adanya alat musik tersebut kesenian tari topeng menjadi tidak indah dilihat dan hilang ke auntetikan nya. Begitu saja tulisan mengenai alat musik kesenian tari topeng di artikel ini.

Terima kasih.
Read more...

KESENIAN TARI TOPENG SEBAGAI SALAH SATU WARISAN BUDAYA INDONESIA

0 komentar




Kesenian tari topeng adalah budaya yang harus di budayakan di indonesia sebab kesenian tari topeng warisan turun temurun dari pendahulu pendahulu kita. Kita sebagai warga indonesia khususnya warga cirebon harus bangga dan harus senang akan adanya kesenian tari topeng. Dan kita sebagai generasi muda harus menjaga salah satu warisan budaya ini dengan cara belajar dan mengenalkan kepada generasi generasi muda tentang kesenian tari topeng ini. Dan yang paling penting generasi muda jangan malu dan harus bangga dengan adanya kesenian tari topeng ini, kita bersama harus berani menjaga kesenian tari topeng ini.
Read more...

PERUBAHAN SENI TARI TOPENG DI ERA MODERN

0 komentar

Read more...

PANDANGAN ISLAM TERHADAP SENI TARI

0 komentar

Islam adalah agama yang diturunkan oleh Allah swt melalui Nabi Muhammad saw sebagai jalan hidup bagi seluruh makhluk. Melalui pengamalan nilai- nilai yang dikandung Islam, manusia diharapkan mampu mewujudkan fungsi inti dari penciptaan manusia, yaitu sebagai ’abd yang kemudian ditransformasikan dalam kehidupan sebagai khalifatullah fil-ardl agar terwujud rahmatan lil ’alamin.  Allah menciptakan manusia beserta fungsi dan peran yang harus dijalankannya di muka bumi. Dalam tahap struktural, al- Qur’an menyebut manusia sebagai nafs atau ego yang terbentuk dari unsur jasad yang kemudian terwujud dalam perantara sebagai hamba. Manusia sebagai hamba terikat (taat, patuh, dan tunduk) hanya kepada Allah semata (Musa Asy’arie, 1992: 9-49). Sedangkan dalam tahap fungsional, al- Qur’an menyebutnya sebagai khalifah yang mengemban tugas untuk mewujudkan kesejahteraan di muka bumi. Manusia dalam kapasitasnya sebagai khalifah bertumpu pada kebebasan akal.

Kebebasan akal ini mendorong manusia untuk dapat bergerak melalui daya kreatifitas dan memerankan fungsinya sebagai pencipta atau pembentuk sesuatu yang sesuai dengan kebutuhan, pertumbuhan, dan perkembangan masya- rakat.  Elaborasi dari dua peran tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat terpisahkan. Kekhalifahan merupakan realisasi dari pengabdian kepada Tuhan. Seorang khalifah walaupun diberikan kebebasan dan kekuasaan untuk berkreasi, namun kebebasannya itu tidaklah mutlak. Kebebasan dan kekuasaan manusia dibatasi oleh ketentuan-ketentuan yang telah digariskan baginya dari yang diwakilinya.  Dalam konteks kebudayaan, Islam bukanlah agama yang menutup diri dari keragaman seni maupun budaya. Penyebaran Islam ke berbagai wilayah, memberikan kesempatan Islam untuk bersinggungan dengan kebudayaan dan kesenian bangsa lain yang mengandung nilai-nilai tersendiri.

 Islam bukanlah agama yang menentang atau meniadakan daya kreatifitas manusia dalam berkesenian dan melestarikan budaya. Islam menghargai dan mendukung daya kreatifitas manusia dalam berkesenian selama kesenian tersebut tidak bertentangan dengan aturan- aturan yang telah ditetapkan Allah swt. Ada atau tidaknya nilai dan unsur-unsur yang bertentangan dengan Islam, merupakan tolak ukur boleh tidaknya seorang Muslim melestarikan kesenian tersebut.  Manusia juga diberi fitrah (naluri) kemanusiaan oleh Allah, yaitu fitrah untuk berbeda. Perbedaan pada manusia dapat disebabkan oleh waktu, tempat, maupun oleh masing-masing pribadi tersebut. Fitrah ini kemudian mendorong manusia untuk lebih kreatif dalam menghadapi kehidupan dan dalam mengekspresikan nilai-nilai estetika. Berangkat dari fitrah tersebut (fitrah untuk berbeda) dan kemampuan manusia dalam berkreasi, maka manusia ditunjuk menjadi wakil Allah swt di bumi dan berkewajiban bertanggungjawab terhadap setiap perila- kunya.

Kemampuan ini menjadikannya sebagai makhuk moral yang selamanya dituntut untuk mempertimbangkan kegiatan hidupnya dalam kriteria baik dan buruk.  Memandang kesenian sebagai proses adalah meletakkan kesenian itu sendiri dalam bingkai eksistensi hidup manusia yang merupakan jelmaan dari gagasan dan ide yang di dalamnya terkandung suatu tujuan, yaitu untuk menciptakan sesuatu yang lebih bermakna dan sesuai dengan nilai esensi Islam (tauhid). Seni merupakan ekspresi estetis yang akan mengantarkan kesadaran penikmat seni kepada ide transenden. Konsekuensi dari hal tersebut, maka semua bentuk seni termasuk seni tari dapat meningkatkan keimanan, keyakinan kepada Allah swt, dan mengandung unsur- unsur tauhid. Adalah hal yang keliru jika semua jenis seni tari dianggap sebagai penghalang seseorang dalam beragama. Seni tari, dalam hal ini seni tari Islam justru merupakan media manusia dalam mengekspresikan nilai-nilai ilahiyah.  Sekuler adalah salah satu ciri dari peradaban Barat. Dengan kata lain, karakter budaya barat merupakan budaya yang bebas nilai (sekuler). Sekulerisme tidak hanya berkembang dalam ranah agama, namun juga pada ranah estetika. Paham sekulerisme memberikan kebebasan sepenuhnya kepada seorang seniman untuk berekspresi tanpa ada batasan nilai maupun norma. Budaya dan seni adalah persoalan duniawi yang tidak boleh dicampuri oleh agama. Dengan kata lain, kesenian dalam konteks kebudayan barat merupakan seni yang bebas nilai.

Peradaban Barat sangat kontras dengan peradaban Islam. Jika peradaban Barat sangat erat kaitannya dengan sekularisme, peradaban Islam justru tidak mengenalnya. Seluruh kegiatan manusia baik dalam aspek sosial, politik, hukum, ekonomi, kebudayaan, dan kesenian harus berlandaskan tauhid. Seluruh aspek kehidupan itu harus mampu menghantarkan pelakunya pada kebesaran dan kekuasaan Allah SWT.  Pada aspek berkesenian, seni dalam pandangan Islam merupakan manifestasi pengalaman estetika dalam jiwa manusia. Seni lahir dari sisi terdalam manusia didorong oleh kecenderungan seniman kepada yang indah, apapun jenis keindahan itu (M. Quraish Shihab, 2000: 385). Kesenian dalam berbagai wujudny amerupakan bentuk aktualisasi eksistensi manusia dalam berbudaya. Dorongan tersebut merupakan naluri manusia atau fitrah yang dianugerahkan Allah kepada manusia. Kemampuan manusia dalam berkesenian dan berekspresi merupakan salah satu unsur yang membedakan antara manusia dengan makhluk yang lain.  Melalui seni, manusia dapat merasakan kenikmatan (nikmat batin) sebagai akibat dari refleksi perasaan terhadap stimulus yang diterimanya. Kenikmatan ini muncul ketika manusia dapat menangkap dan merasakan simbol- simbol estetika dari pencipta seni. Oleh karena itu, seringkali dikatakan bahwa nilai seni sebagai nilai spiritual (Rasjoyo, 1994: 1).  Al-Qur’an menyebut bahwasanya Islam adalah agama fitrah. Konsekuensi dari hal tersebut, Islam mendukung kesenian selama ekspresi dan manifestasi kesenian tersebut lahir dan mendukung fitrah manusia yang suci. Oleh karena itu, Islam bertemu dengan seni dalam jiwa manusia (Syamsul Hidayat, 2001: 27).  Tujuan dan fungsi seni dalam Islam merupakan sebagai penopang dan pembantu ajaran al-Qur’an, yakni menghantarkan pada kesadaran terhadap Allah swt melalui keindahan bentuk, warna, dan bunyi yang memikat. Dengan kata lain, seni mampu menghantarkan manusia pada yang tak terhingga dan bertindak sebagai sarana untuk mencapai Yang Maha Benar (Sayyed Hossein Nars, 1994: 219).

Prinsip dasar estetika (keindahan) adalah pandangan dunia tauhid. Dengan demikian, estetika merupakan bagian dari ekspresi tauhid-inti ajaran Islam-yang membawa kesadaran kepada ide transenden. Pengalaman estetik akan tertuang dalam bentuk seni (Suharjianto, 2001: 6). Seni yang diekspresikan melalui gerakan, akan menciptakan gerakan tari yang indah. Segala sesuatu yang tidak ada di alam adalah  transenden. Adapun yang memenuhi syarat transenden hanya Allah. Dengan demikian, seni merupakan ekspresi estetis yang akan mengantarkan kesadaran penikmat seni kepada ide transenden. Agama tanpa seni menjadi vulgar dan tanpa arah. Hakekat pengalaman estetik (seni) dan pengalaman keagamaan-dalam konsep filsafat Islam- terletak pada dimensi ontologis dan spiritual yang bersifat tunggal, dus tidak ada kontradiksi antara keduanya, bahkan saling memperkaya ruhani seseorang. Agama dan seni sama-sama mampu mentrasendir cahaya keindahan Ilahi dan tanda-tanda kebesaran Allah yang terpantul pada ciptaan-Nya (Musa Asy’arie, 1999: 135).  Terdapat batasan unsur seni yang sesuai dengan nilai Islam, yakni harus memuat unsur benar, baik, dan bagus (Sidi Gazalba, 1988: 118)

Sesuatu yang baik, namun tidak benar-mendukung fitrah (menegakkan akidah tauhid)-tidak dapat diterima oleh Islam. Demikian pula dengan sesuatu yang bagus, namun tidak benar pun tertolak dalam pandangan Islam. Sehingga, sesuatu yang bagus menurut konsepsi Islam pastilah yang bersifat baik dan sesuatu yang baik pastilah sesuai dengan ukuran kebenaran (Sidi Gazalba, 1988: 119). Batasan kebenaran dalam Islam tidak terletak pada akal namun pada ayat-Nya. Konsekuensinya, selama suatu kesenian tersebut memuat unsur-unsur baik; benar; dan bagus menurut Islam, maka kesenian tersebut boleh dilestarikan.  Terdapat beberapa norma dalam Islam yang mengatur dalam berkesenian, yaitu: 1. Tidak ada nilai unsur-unsur yang bertentangan dengan Al-Qur’an. 2. Tidak melukis sesuatu yang bernyawa dan pornografi. 3. Menghindari tasyabuh (meniru-niru) dan tabarruj (memamerkan kecantikan). 4. Selalu menjalin tali persaudaraan dengan mengedepankan toleransi. 5. Dilarang menciptakan hikayat yang menceritakan dewa-dewa dan mengkritik Allah swt. 6. Dilarang menampilkan drama dan film yang melukiskan kekerasan, kebencian, dan kekejaman. 7. Tidak berlebihan dalam segala hal.  


Sumber : Wijayanti, Tri, Yuliana. 2018. Seni Tari Dalam Pandangan Islam. Sumatera Barat: IAIN Batusangkar
Read more...