Kamis, 19 Desember 2019

UNSUR YANG TERKANDUNG DALAM TARI TOPENG CIREBON

0 komentar

UNSUR YANG TERKANDUNG DALAM TARI TOPENG CIREBON


Pada artikel dengan judul Tari Topeng Cirebon yang Ikonik sudah membahas betapa menariknya kesinian tari khas daerah Cirebon ini. Bukan hanya sekedar tari-tarian biasa melainkan suatu kesenian yang kaya akan dengan nilai kultur dan budaya Cirebon sendiri. Pasti banyak pertanyaan-pertanyaan lain yang masih membuat penasaran. Misalnya ada unsur apa saja sih yang ada didalam seni tari topeng cirebon ini. Mari kita bahas satu persatu lewat artikel ini.
Topeng dalam Bahasa Cirebon adalah kedok. Topeng atau kedok biasanya terbuat dari kayu atau kertas. Kata topeng, dalam artinya yang sempit adalah penutup muka. (Suanda, 2009, h.24). Dengan mengenakan penutup muka berarti juga watak dan sisi emosional penari berubah, menyesuaikan dengan karakter topeng yg digunakan. Oleh karena itu penari topeng harus mengesampingkan sisi emosionalnya sendiri dan menyatu dengan karakter topeng yang digunakan. Dalam setiap karakter topeng yang digunakan terdapat berbagai unsur-unsur rupa yang merupakan pencitraan bentuk, emosi dan watak. Suardana (2008) menjelaskan unsur-unsur rupa yang dimaksud meliputi:

1. Garis
Garis dapat menciptakan berbagai perwujudan. Perwujudan yang terbentuk oleh garis dapat menimbulkan kesan yang beragam diantaranya, gerak, arah, atau karakter. Pada topeng, karakter perwatakan dibentuk oleh garis. Garis 7 hadir pada wujud seperti mata, rambut, bibir, gigi, serta ragam hias yang lainnya. Peranan garis sangat menentukan dalam keberhasilan pembuatan topeng khususnya karakter topeng itu sendiri.

2. Bentuk
Pada umumnya bentuk merupakan manifestasi fisik dari benda hidup. Oleh karena itu, dalam seni rupa orang banyak menggunakan kata wujud dari pada bentuk. Wujud dalam topeng sangat baraneka ragam, ada wujud yang berasal dari manusia, binatang, dewa-dewi, serta raksasa. 

3. Warna
Warna dalam rupa topeng mempunyai peranan yang sangat penting, yaitu: sebagai simbol dan perlambangan, disamping sebagai nilai estetik. Warna dalam rupa topeng dapat menentukan karakter atau perwatakan yang diwujudkan dalam rupa topeng. Berdasarkan uraian tersebut maka topeng yang digunakan dalam Tari Topeng Cirebon merupakan pencitaan bentuk rupa. Sesuai dengan sebutannya yaitu Tari Topeng, yang artinya setiap tari mengenakan topeng dengan warna dan raut muka yang berbeda-beda, karena disesuaikan dengan watak atau karakter dari tokoh yang ingin digambarkan (Sujana, 2015).

Perihal topeng yang digunakan dalam seni tari topeng Cirebon ini biasanya terbuat dari bahan kayu lunak sehingga mudah dibentuk, misalnya kayu Jaran, kayu Waru, kayu Mangga ataupun kayu Lame. Meski terbuat dari bahan yang lunak, tetap dibutuhkan ketekunan, ketelitian dalam pembuatannya. Bahkan bagi seorang pengrajin ahli, membuat satu topeng membutuhkan waktu hingga satu hari. Disamping adanya proses pewarisan keahlian dari generasi ke generasi, kelestarian tradisi pembuatan topeng berkembang seiring dengan perkembangan kesenian yang menggunakannya, diantaranya adalah Tari Topeng Cirebon. Sebagai sebuah karya seni, topeng dibuat bukan hanya dipandang sebagai kedok penutup wajah. Dalam filosofi kebudayaan Cirebon, topeng lebih berfungsi sebagai hiasan bagian depan sorban atau penutup kepala. Istilah topeng sendiri dalam lingkup masyarakat Cirebon terbentuk dari dua kata yakni “ketop-ketop” yang berarti berkilauan dan “gepeng” yang berarti pipih. Kedua istilah tersebut mewakili sebuah elemen yang ada di bagian muka sobrah atau tekes, yaitu hiasan di kepala sang penari.Topeng Cirebonan hadir dalam beragam jenis, namun ada lima topeng utama yang biasa ditampilkan dan dikenal dengan Topeng Panca Wanda (topeng lima wanda atau lima rupa), diantaranya sebagai berikut :

1. Topeng Panji (menggambarkan bayi yang baru lahir)
Diwujudkan dengan karakter topeng yang berwarna putih bersih dan tanpa ornamentasi yang rumit hanya pada bagian dahi. Penambahan unsur garis dan warna yang membentuk bibir, gigi dan bagian mata. Tari Panji adalah tarian pembuka yang ditarikan pada urutan pertama. Dalam topeng Cirebon Tari Panji termasuk dalam karakter halus dan lemah 11 lembut. Gerak tari yang dihadirkan menggambarkan perwujudan dari sosok yang teguh hati, sangat menjaga perilakunya dan tidak terpengaruh oleh hiruk pikuk duniawi. Salah satu gerakannya juga menggambarkan sosok yang sedang berdiri kokoh, artinya seseorang yang mempunyai pendirian yang teguh, dalam keyakinanya kepada Allah. Tergambar saat pementasannya, meskipun musik pengiringnya sangat kencang namun gerak tarinya sangat minim.

2. Topeng Pamindo (menggambarkan anak-anak)
Diwujudkan dengan karakter topeng yang berwarna putih dengan hiasan didahinya dan dipipinya, serta adanya rambut yang berwarna hitam. Matanya liyep, hidungnya sedikit mendongkak dan bibirnya sedikit terbuka sehingga memperlihatkan giginya, menggambarkan seorang yang genit dan sedang tertawa terkekeh-kekeh. Gerak tarinya menggambarkan hasrat atau keinginan untuk menunjukan sesuatu yang telah dimilikinya. Gerakannya lincahan, luwes, serta lucu namun terburu-buru.

3. Topeng Tumenggung (menggambarkan remaja)
Diwujudkan dengan karakter topeng berwarana coklat muda, orange dan coklat. Dengan mata yang besar disertai dengan mulai tumbuhnya kumis dan jambang, serta adanya kerutan pada bagian dahi. Tumenggung merupakan penggambaran dari nafsu lauwamah dengan simbol warma hitam. Gerak tari yang dihadirkan menggambarkan perwujudan dari sosok yang dewasa, kuat dan gagah. Tokoh Patih yang sedang dalam masa kejayaan, mendapatkan kekuasaan dan kekayaan didunia. Salah satu gerakannya menggambarkan seseorang yang sedang melangkah, artinya seseorang yang sedang mendapatkan kejayaan jangan sampai salah melangkah.

4. Topeng Klana (menggambarkan kedewasaan)
Diwujudkan dengan karakter topeng berwarna merah dengan mata yang besar dan terbelalak, berkumis tebal dan jambang yang lebat. Perwujudan dari sifat kedewasaan, amarah dan kesombongan, dengan warna topeng yang merah. Klana menggambarkan nafsu amarah. Gerakannya gagah menggunakan tenaga yang tegas, kasar dan kuat serta jangkauan ruang yang luas. Gerak tari yang dihadirkan menggambarkan perwujudan dari sosok yang gagah, kasar dan angkuh. Tokoh yang dihadirkan merupakan sosok yang salah melangkah dan terjerumus hawa nafsu atau keinginan duniawi. Salah satu gerakannya menggambarkan seseorang yang sedang tertawa disertai dengan menunjuk diri sendiri, artinya seseorang yang sombong.

5. Topeng Rumyang (menggambarkan usia senja)
Gerak tari menggambarkan tokoh yang memiliki karakter riang gembira dan penuh kehati-hatian. Sebagai gambaran dari manusia yang sudah terlepas dari hawa nafsu dan mulai menata diri untuk kembali kejalan Allah. Gerak tari yang dihadirkan menggambarkan perwujudan dari sosok penuh kehatihatian. Salah satu gerakannya pun menggambarkan sosok yang sedang bercermin, artinya seseorang yang sedang melihat dan mengoreksi diri sendiri.

Kelima Wanda dalam Tari Topeng Cirebon menggambarkan proses perjalanan manusia dari mulai didalam kandungan atau kehidupan sampai kematian, dari keberadaan menjadi ketidakberadaan. Penari Topeng oleh masyarakat Cirebon disebut ki dalang. Dalang Topeng dipercaya sebagai seseorang yang memiliki kekuatan untuk mendatangkan berkah. Dalang Topeng juga merupakan orangorang pilihan yang dapat menarikan Topeng Panji (Rina, 2014, hal.11). Topeng yang digunakan penari topeng biasanya terbuat dari kayu yang diukir menyerupai bentuk rupa tertentu seperti, muka manusia, hewan dan makhluk lain yang diyakini keberadaannya.


0 komentar:

Posting Komentar