Dari beberapa seni kebudayaan khas Cirebon yang cukup tua
terdapat Topeng Cirebon yang menarik untuk dapat dikenalkan lebih mendalam.
Topeng Cirebon juga sering kali menjadi tujuan para wisatawan untuk mengunjungi
kota tersebut. Topeng pada umumnya merupakan benda yang dipakai di atas wajah,
biasanya digunakan untuk mengiringi musik kesenian daerah, sama halnya dengan
topeng cirebon yang sering digunakan dalam penyajian tari yang diiringi musik.
Topeng di kesenian daerah umumnya untuk menghormati sesembahan atau memperjelas
watak dalam mengiringi kesenian. Bentuk topeng bermacam-macam ada yang
menggambarkan watak marah, ada yang menggambarkan lembut, dan adapula yang
menggambarkan kebijaksanaan. Topeng Cirebon merupakan topeng yang terbuat dari
kayu yang cukup lunak dan mudah dibentuk namun tetap dibutuhkan ketekunan,
ketelitian yang tepat, serta membutuhkan waktu yang tidak sebentar dalam proses
pembuatannya.
Topeng Cirebon yang paling pokok ada lima yang disebut juga
Topeng Panca Wanda:
1. Panji
Wajahnya
yang putih bersih melambangkan kesucian bayi yang baru lahir
2. Samba (Pamindo)
Topeng
anak-anak yang berwajah ceria, lucu, dan lincah
3. Rumyang
Wajahnya
menggambarkan seorang remaja
4. Patih (Tumenggung)
Topeng
ini menggambarkan orang dewasa yang berwajah tegas, berkepribadian, serta
bertanggung jawab
5. Kelana
Topeng yang menggambarkan seseorang yang sedang
marah.
Pada
dasarnya masing-masing topeng yang mewakili masing-masing karakter
menggambarkan perwatakan manusia. Perubahan
pada tarian dan topeng mulai terlihat seiring perkembangan waktu. Perubahan
dikarenakan oleh berubahnya pengrajin yang membuat topeng tersebut, sehingga
sedikit demi sedikit merubah karakter awal topeng tersebut seiring waktu pula
aksesoris yang digunakan untuk pementasan tari topeng mulai berubah. Melihat
seni budaya khas Cirebon yang sudah terdapat sejak lama ini sudah seharusnya
sebagai anak bangsa melestarikan seni budaya yang sudah melekat sebagai ikon
dari kota Cirebon ini. Oleh karena itu perlunya pendalaman tentang kesenian
khas Cirebon untuk lebih mengenal seni budaya negri sendiri, yang bahkan
wisatawan manca negara tertarik untuk mendalami kebudayaan bangsa kita.
Karya seni
Indonesia sangat rentan dengan perkembangan zaman, hal ini disebabkan oleh
berbagai hal contohnya seperti tidak adanya penerus dari seniman atau pengrajin
sehingga menyebabkan punahnya karya seni. Selain itu juga berbagai kesenian
luar yang menjadi tren pada masanya sehingga dapat menenggelamkan karya seni
asli. Perlunya berfikir kreatif untuk dapat melestarikan karya seni asli
Indonesia, dengan adanya inovasi pada karya seni Indonesia untuk dapat bertahan
dalam perkembangan zaman. Hal ini juga dilakukan pada karya seni asal Indonesia
tepatnya di Cirebon yaitu Topeng Cirebon.
Seperti
yang diketahui dari uraian kalimat sebelumnya Topeng Cirebon awalnya dikenakan
di muka sebagai aksesoris menari, namu pada masa kini topeng cirebon tidak
hanya dapat dikenakan dimuka seperti topeng-topeng pada umumnya, pada masa
sekarang Topeng Cirebon sudah menjadi cendramata, tidak hanya berbentuk topeng
yang dapat dikenakan dimuka tetapi juga menjadi gantungan kunci yang ukurannya
jauh lebih kecil. Topeng Cirebon berinovasi melawan perkembangan waktu, hal ini
tentu memberikan dampak positif pada kekayaan karya seni asli Indonesia agar
tidak tenggelam olen zaman. Tentu saja inovasi dari Topeng Cirebon ini
memerlukan tahap-tahap dalam perubahan fungsinya yang sebelumnya merupakan
benda sakral kini dapat menjadi cindramata khas cirebon.
Perubahan
fungsi Topeng Cirebon berawal dari kota Cirebon sendiri yang sering didatangi
wisatawan untuk melihat upacara atau tari Topeng Cirebon, sebagian dari
wisatawan tidak hanya puas dengan mendokumentasikan melalui gambar, tetapi
mereka juga ingin membawa pulang Topeng Cirebon untuk buah tangan sebagai benda
kenangan dari Cirebon. Melihat masalah yang ada maka berbagai pikiran kreatif
dari warga cirebon mulai direalisasikan yaitu membuat Topeng Cirebon sebagai
cindramata khas Cirebon. Namun pembuatan cindramata ini juga memiliki tahap
lagi, yaitu mempertimbangkan lagi apa saja tahap yang diperlukan untuk merubah
Topeng Cirebon menjadi cindramata.
1. Tiruan dengan Aslinya
Pasti banyak dari wisatawan ingin membawa pulang
Topeng Cirebon yang dilihatnya pada saat upacara ngujung atau saat pementasan
Tari Topeng Cirebon yang tentunya hal ini mustahil untuk para wisatawan bawa
pulang. Maka dangan adanya masalah ini perlunya dibuat tiruan dari Topeng
Cirebon yang dapat dibawa pulang sebagai cindramata oleh para wisatawan. Tiruan
Topeng Cirebon ini dapat berupa topeng yang benar-benar mirip dengan aslinya
dibuat menggunakan bahan-bahan yang
sama seperti mulai dari kayu yang digunakannya, cat yang digunakan, sampai pola
ukuran topeng yang menyerupai aslinya. Tiruan Topeng Cirebon juga dapat berupa
topeng yang menyerupai asli namun menggunakan bahanbahan berbeda dan ukuran
muka topeng yang dapat disesuaikan, biasanya tiruan topeng juga dapat
menggunakan bahan yang terbuat dari bubur kertas sebagai bahan dasarnya.
2. Mudah Dibawa
Barang-barang cendramata yang kecil akan sangat
diminati oleh wisatawan, karena dalam waktu singkat mereka bisa membelinya
dalam jumlah dan macam yang mereka kehendaki, baik untuk diri sendiri maupun
dibagikan pada keluarga atau temanteman dirumah. Dalam hal ini Topeng Cirebon pada sekala aslinya bukan termasuk
cendramata yang mudah dibawa. Selain itu untuk harga sebuah topeng ukuran asli
juga tidak memadai apabila seorang wisatawan mau berbagi buah tangan pada
kerabatnya. Melihat permasalahan itu maka warga dan para pengrajin asal Cirebon
membuat Topeng Cirebon dengan sekala
lebih kecil.
3. Penuh Variasi
Topeng Cirebon bersekala kecil tidak dapat dikenakan
selayaknya topeng yang dapat dikenakan di muka, namun Topeng Cirebon bersekala
kecil dapat menjadi benda-benda penghias cantik seperti gantungan penghias
dinding, penghias meja bahkan menjadi gantungan kunci. Hal ini memungkinkan
para wisatawan untuk dapat memberikan cendramata khas Cirebon
4. Dihilangkan Kesakralannya
Sebagian karya seni asli Idonesia memeiliki
sifat yang sakralkan. Benda ini biasanya digunakan dalam berbagai ritual,
upacara, atau hal-hal lain yang berbau mistis. Benda sakral ini juga perlu
dirawat dengan cara khusus seperti memandikan dengan kembang pada saat-saat
tertentu, dibawa ke tempattempat tertentu, sampai dibacakan doa-doa bahkan
mantra. Tidak jarang juga sang pembuat yang terlebih dahulu harus mengamalkan,
betapa, atau berpuasa sebelum membuat benda sakral tersebut, begitu juga dengan
pemilik benda sakral tersebut yang harus mengamalkan selama memiliki benda
tersebut. Beberapa penduduk Indonesia juga mempercayai bahwa setiap benda
sakral memiliki jiwa, atau roh yang bersemayam dalam benda tersebut, sehingga
tidak dapat sembarangan dalam merawat benda sakral tersebut. Benda sakral yang
memiliki jiwa juga dapat mengamuk apabila tidak dirawat dengan benar layaknya
seperti manusia. Oleh karena itu hanya orang-orang tertentu yang dapat memiliki
benda sakral tersebut. Sebagian Topeng Cirebon juga merupakan benda sakral,
dimana biasanya dikenakan oleh penari yang dapat mengendalika tubuh sang
penari. Sama dengan benda sakral lainnya, Topeng Cirebon yang memiliki
kesakralan juga membutuhkan penanganan khusus. Melihat masalah tersebu maka
Topeng Cirebon yang akan dijadikan cindramata haruslah dihilangkan
kesakralannya terlebih dahulu.
5. Murah
Ciri cendramata terakhir ini merupakan salah satu
point yang sangat diminati oleh wisatawan. Hal ini sangat mempengaruhi segi
ekonomi dan dinamis. Dengan harga yang murah maka wisatawan dapat membeli
produk Topeng Cirebon tanpa banyak mempertimbangkan kebutuhan ekonomi
primernya. Tentu harga murah ini tidak menggunakan bahanbahan dari Topeng Cirebon
yang sebenarnya
Tahap-tahap diatas merupakan perubahan fungsi Topeng Cirebon
yang terjadi hingga kini mengikuti perkembangan zaman. Tentu saja hal ini
merupakan sesuatu yang positif karna dapat membantu melestarikan atau
mempertahankan keeksisan Topeng Cirebon pada era modern ini.
0 komentar:
Posting Komentar