Kamis, 19 Desember 2019

Lunturnya Minat Anak Bangsa Tehadap Kebudayaan Dan Kesenian Indonesia

0 komentar
           

     Pernahkan kalian melihat melihat sebuah pertunjukan? Misalnya pertunjukan tari topeng, tari melayu, atau tari-tari nusantara lainnya? Siapakah yang memerankannya? Apakah remaja seperti kita ikut di dalamnya? Dan apakah para remaja sekarang masih mau untuk ikut andil di dalamnya?

            Di era globalisasi ini perlahan kebudayaan kita mulai luntur bahkan menghilang terutama dikalangan remaja saat ini. Salah satu penyebabnya yaitu globalisasi. Proses globalisasi yang sangat cepat perlahan – lahan  mulai menggeser nilai kebudayaan kita . Terutama di kalangan remaja saat ini. Sebagian besar remaja saat ini sudah tidak mencintai kebudayaannya sendiri, bahkan boleh di katakana lebih mencintai kebudayaan Negara atau  bangsa asing.

            Seperti contoh remaja zaman sekarang banyak yang tidak mengetahui Tari topeng , tari rantak,tari tor-tor, tari kecak dan sebagainya. Mereka lebih mengetahui tari-tari yang kini sedang popular seperti goyang itik, brigdance ataupun gangnam style yang bukan hasil kebudayaan kita.

            Remaja masa kini seolah tidak mengenal tari-tari dari daerahnya sendiri. Padahal itu merupakan identitas kita sebagai bangsa Indonesia bahkan dapat dikatakan sebagai aset yang harus dikembangkan dan di pertahankan. Sebagai generasi penerus, hendaknya kita menjaga bahkan melestarikan tari tradisional yang ada di negara kita ini. Karena jika tidak kita jaga dan pelihara, maka akan dengan mudah tari-tari tradisi kita akan diklaim oleh negara-negara lain.

            Seiring dengan perkembangan zaman, banyak sekali tari-tari modern yang berkembang dan diminati oleh kaum remaja saat ini. Famour tari tradisi seakan redup dengan adanya tari-tari modern saat ini. Salah satu faktor penyebab lunturnya minat tari tradisi di kalangan remaja yaitu “ gengsi “.
            Mereka menganggap bahwa tradisi itu kuno, tradisi itu kolot dan tidak modern. Padahal pada keyataannya tidak seperti itu. Pola pikir remaja zaman sekarang memang berbeda deangan pemikiran  reamaja jaman dulu, karena mereka sudah terpengaruh oleh globalisasi. Nasib bangsa Indonesia dan nilai-nilai kebudayaannya sangat tergantung kepada budaya tradisional kita yang lambat laun terus luntur bahkan hilang dan mengalami degradasi.

            Sebagai generasi penerus, hendaknya kita menjaga bahkan melestarikan kebudayaan tradisional  yang kita punya atau yang kita miliki agar nilai-nilai kebudayaannya dapat di wariskan kepada anak cucu kita nanti. Kini masyarakat Indonesia sedang mengalami krisis kebudayaan terutama kalangan remaja. Hal ini disebabkan karena kebudayaan tradisional kita dibiarkan merana dan tidak terawat.
     
            Modernisasi yang dinggap sebagai westernisasi ( pembaratan ) telah menggerus budaya tradisional terutama tari-tari tradisi yang ada di Indonesia. Kemelut yang terjadi di Indonesia dikarenakan hilangnya kebudayaan asli bangsa Indonesia yang telah terkontaminasi oleh budaya barat. Sehingga bangsa ini seperti kehilangan jati diri budayanya terutama kalangan remaja. Mereka tidak sadar bahwa mereka tengah berada para krisis kebudayaan. Lebih ironis lagi ketika para remaja zaman sekarang tidak mengetahui tari-tari tradisi asli bangsa sendiri.

            Ketika mereka belajar untuk menarikan tari tradisi gairah atau semangatnya seperti tidak ada bahkan kosong. Karena mereka beranggapan bahwa tari tradisi hanya pantas untuk ditarikan oleh para orang tua zaman dulu, para bangsawan dan saudagar zaman dahulu.
        
             Namun kini pada kenyataannya tidak seperti itu. Tari – tari tardisional asli bangsa Indonesia seharusnya dikembangkan dan dilestariakn oleh remaja-remaja masa kini sebagai generasi penerus. Karena jika tidak kita sebagai generasi penerus akan terus kehilanagan jati diri sebagai remaja yang mencintai bangsanya sendiri.

            Sebenarnya jika kebudayaan asli kita yang sangat banyak ini dapat kita manfaatkan dengan baik, dapat menjadi penyumbang pendapatan negara kita yang cukup besar dengan menjadikan budaya asli kita sebagai objek wisata seperti pementasan tari melayu yang di gelar oleh salah satu perguruan tinggi di Bandung yang di tarikan oleh puluhan remaja dan mahasiswa yang kemudian mampu menghasilkan keuntungan sekaligus  memperkenalkan budaya kita kepada para wisatawan atau pengunjung.
        
            Dari peristiwa tersebut kita selaku remaja seharusnya merasa bangga karena mampu memperkenalakan dan melestarikan budaya asli bangsa kita sendiri. Namun kiranya rasa bangga itu kurang disadari oleh remaja kita saat ini. Dan itu mengundang rasa prihatin kita sebagai generasi penerus yang sepertinya melupakan kebudayaan atau tari-tari tradisi asli bangsa kita.
       
  Lunturnya minat tari tradisi ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya :

a.  Globalisasi ( penyebaran informasi secara cepat )
Menerut sebagian orang dampak globalisasi memang menguntungkan bagi setiap manusia atau masyarakat yang merasakannya. Serpeti globalisasi dalam ekonomi,memudahkan kita dalam berterangsaksi dalam jual beli suatu barang.namun dalam globalisasi ini juga berdampak negative bagi daya minat para remaja dalam mendalami kesenian daerah . Dan menganggap kesenian daerah itu suatu yang kuno dan tidak modern.

b.    Westernisasi ( pengaruh budaya barat )
Karena adanya globalisasi membuat para remaja menganggap kebudayaan atau kesenian Tari Topeng adalah budaya kuno . Mereka malah lebih terpengaruh dengan budaya barat (westernisasi) yang liberal (bebas), dan mengikuti semua alur yang kita tangkap , sehingga kebudayaan dan kesinian dari tanah air kita (Indonesia) tertinggal ataupun ditinggalkan oleh para remaja Indonesia.

c.     Modernisasi
Sama dengan globalisasi pengaruh dari modernisasi menyebabkan eksistensi kebudayaan dan kesenian terutama tari Topeng kurang di nikmati karena adanya masukan dari kebudayaan – kebudayaan lain salah satunya  adalah budaya barat  yang dianggap gaul atau trandi oleh remaja masa kini.sehingga menyebabkan kelunturan terhadap kebudayaan sendiri.

d.   Trend masa kini
Karna adanya trend masa kini yang menyebabkan lunturnya minat tari dari para remaja. Mereka malah lebih menyukai mempelajari kebudayaan dan kesenian dari daerah dan Negara lain seperti : brigdance  (budaya barat) , dance kpop (budaya korea selatan).yang mengakibabkan tari tradisional semakin tertinggal kebelakang dibandingkan tarian dari Negara lain .

e.   Gengsi yang tinggi
Karena mempelajari kesenian dijaman sekarang yang dianggap kuno dan lampau , ketimbang mepejari kebudayaan dan tarian dari Negara lain (brigdance dan dance kpop).yang membuat anak muda (para remaja) merasa gengsi untuk mempelajari hal kuno tersebut .

            Budaya bangsa yang luntur dan rapuh harus kita kembalikan agar kamelut- kamelut bangsa kita ini menjadi sirna. Untuk mengembalikan kebudayaan bangsa kita yang luntur tentunya diperlukan kesadaran masyarakat terutama para untuk para remaja dan kaum muda. Bahwa budaya bangsa kita adalah harta yang tak ternilai harganya yang dapat mengembalikan negara kita yang penuh dengan ketentraman, ketenangan dan pandangan dunia bahwa bangsa kita adalah bangsa yang selalu menghargai kebudayaan bangsanya.
Wajah keindonesiaan yang dicirikan dengan budaya “ bersama” kini tak lagi relevan. Lambat laun tapi pasti, kita kehilangan gairah untuk hidup bersama- sama. Tantangan besar bangsa ini adalah bagaimana agar anak negri ini kembali “ bersama” untuk tetap menjaga dan melestarikan budaya Indonesia.



0 komentar:

Posting Komentar