NILAI BUDAYA KESENIAN TARI TOPENG CIREBON
Nilai- nilai budaya kesenian tari topeng dalam memperkaya budaya kewarganegaraan (civic culture) di Kota Cirebon. Berikut nilai-nilai yang terkandung dalam kesenian tari topeng cirebon:
1. Nilai-nilai yang terdapat dalam kesenian tari Topeng Cirebon yaitu:
(a). Nilai
keagamaan, terlihat dari simbolisasi/makna tiap karakter yang dimainkan dan
fungsi dari kesenian tari Topeng itu sendiri yang dijadikan sebagai media
dakwah dalam penyebaran agam Islam di kota Cirebon.
(b). Nilai estetik atau nilai keindahan, dapat dilihat dari
setiap gerakan yang ditampilkan dan dinamika gerak serta musiknya yang
merupakan proses kreativitas agar penari dapat merasakan pengalaman estetik
dengan melakukan gerakan tarian Topeng tersebut.
(c). Nilai sosial, dapat terlihat dari adanya interaksi
sosial dan perilaku berafiliasi penari, sinden dan para nayaga yang ditandai
dengan kerjasama, saling mendukung dan saling terlibat antara satu dan lainnya
untuk menampilkan keterpaduan gerakan tari yang indah nanharmonis yang
membuat masyarakat lain yang melihatnya menjadi tertarik untuk ikut serta
mempelajari dan mendalami kesenian tari Topeng Cirebon. Demikian salah satu
cara untuk membentuk kolektivitas sosial dan dapat menguatkan pengimplementasian
nilai- nilai kesenian tari Topeng dari tiap individu dalam memperkaya budaya
kewarganegaraan (civic culture) masyarakat
di sekitarnya.
(d). Nilai filsafat, Kesenian tari Topeng pada awalnya
digunakan sebagai alat dakwah untuk menyebarkan ajaran agama Islam di tanah
Cirebon pada awal perkembangan Islam di Cirebon, sehingga karakter dan gerakan
setiap Topeng memiliki nilai filsafat yang menggambarkan kebijaksanaan,
kepemimpinan, cinta bahkan angkara murka serta menggambarkan perjalanan hidup
manusia sejak lahir hingga dewasa.
2.
Upaya pelestarian nilai-nilai kesenian tari topeng
sebagai pewarisan civic culture di
kota Cirebon:
dapat dilakukan melalui lingkungan keluarga yang berasal dari
keluarga itu sendiri, seperti ibu-ibu yang mendaftarkan dan mendukung
anak-anaknya untuk mengikuti kegiatan tari-tarian tradisional khususnya tari
topeng yang merupakan budaya daerah yang memang harus dilestarikan, dalam hal
ini berarti ibu-ibu ikut berperan dalam pelestarian budaya daerahnya termasuk
pelestarian nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Proses pelestarian dan
pengenalan dilakukan melalui pembelajaran di sekolah dan diberikan penjelasan
tentang kesenian tari Topeng.Hal yang pertama
kali dilakukan dalam upaya melestarikan nilai-nilai budaya kesenian tari Topeng
Cirebon selain dari lingkungan keluarga yaitu dengan memperkenalkan seni tari
Topeng ke tingkat persekolahan. Upaya ini dianggap sangat besar pengaruhnya,
terbukti dengan banyaknya anak-anak usia sekolah yang mengikuti kegiatan
kesenian tradisional di sanggar seni Sekar Pandan. Selain dalam lingkungan
keluarga dan lingkungan sekolah, di lingkungan masyarakat generasi muda ikut serta
berpartisipasi dalam kesenian tari Topeng supaya mampu mengaplikasikan pengetahuan
dan pemahaman yang didapatkan di keluarga dan sekolah.
3.
Kendala yang dihadapi pada saat pelaksanaan proses
pelestarian nilai- nilai dari kesenian tari topeng kepada generasi muda
dijadikan sebagai tantangan bagi seluruh masyarakat dan juga oleh pihak sekolah
karena tari topeng merupakan salah satu warisan budaya daerah yang harus
dilestarikan.Kendala yang
dihadapi dalam upaya melestarikan nilai-nilai kesenian tari topeng pada
masyarakat yaitu:
(a) Kurangnya sosialisasi kepada masyarakat mengenai kesenian
tari topeng Cirebon dengan berbagai nilai-nilai yang dikandungnya.
(b) Belum
ada penerapan kesenian tari topeng secara menyeluruh sebagai ekstrakurikuler
yang ada di sekolah.
(c) Kurangnya
kesadaran masyarakat akan pentingnya melestarikan budaya sebagai kekayaan
bangsa dan memahami nilai-nilai budaya yang dikandungnya sebagai budaya
kewarganegaraan yang menjadi salah satu identitas diri suatu bangsa.
4.
Solusi yang dilakukan pengelola sanggar seni yang
diharapkan dapat mengatasi kendala dalam proses pelestarian nilai-nilai
kesenian tari topeng Cirebon yaitu selalu berupaya untuk melakukan
inovasi-inovasi yang dapat menarik minat masyarakat kota Cirebon untuk
mempelajari lebih mendalam mengenai tari topeng beserta nilai-nilai yang
terkandung di dalamnya.
Salah satu
inovasi yang dilakukan oleh pihak pengelola sanggar seni Sekar Pandan dalam
mengatasi kendala yang dihadapi dalam proses pelestarian nilai-nilai kesenian
tari topeng Cirebon yaitu dengan mengadakan pagelaran seni bulanan yang disebut
apresiasi budaya. Apresiasi budaya yang diselenggarakan sanggar seni Sekar
Pandan menampilkan beberapa pertunjukan seni seperti tari-tarian tradisional
dankontemporer,
termasuk juga pertunjukan wayang dan tari topeng Cirebon. Apresiasi budaya ini
digelar secara gratis dan terbuka bagi semua pengunjung khususnya untuk
masyarakat Kota Cirebon. Berdasarkan kesimpulan yang telah
dirumuskan di atas, peneliti mengajukan beberapa rekomendasi sebagai masukan
dan pertimbangan kepada berbagai pihak yang terkait, baik dari elemen
pendidikan maupun elemen yang terkait lainnya, yaitu sebagai berikut:
Sehubungan dengan masih banyak sekolah yang belum menerapkan kesenian
tari topeng sebagai ekstrakurikuler yang berbasis kearifan lokal, maka Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Kota Cirebon hendaknya untuk terus memberikan
sosialisasi ke sekolah-sekolah yang ada di wilayah Kota Cirebon mengenai
pemanfaatan kebudayaan lokal dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler serta
mendukung kelangsungan pelestarian kesenian tari topeng Cirebon melalui
pembelajaran di tingkat persekolahan.Terkait rendahnya cara pandang dan minat masyarakat terhadap kesenian
tradisional, maka pihak Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Cirebon harus
terus melakukan berbagai upaya dalam memprkenalkan kebudayaan Cirebon agar
tetap terjaga dan lestari sehingga masyarakat tidak merasa asing dengan
kebudayaan yang dimiliki, misalnya dengan secara berkala mengadakan pagelaran kesenian tradisional, mengadakan
festival-festival atau pesta rakyat yang bertemakan kebudayaan atau kesenian
tradisional, pembuatan dokumentasi kebudayaan Cirebon, atau dengan mengadakan
seminar kebudayaan, dengan begitu diharapkan masyarakat akan lebih mengenal
kebudayaan yang dimilikinya.
(2). Kepada Pihak Sanggar Seni Sekar Pandan Komplek
Keraton Kacirebonan Kota Cirebon:
a.
Diperlukan usaha untuk mencapai tujuan pembelajaran
seni di sanggar yaitu untuk menjadikan masyarakat supaya lebih kreatif dan
mendapatkan pengalaman seni secara praktik maupun apresiasi seni tari yang juga
berguna bagi upaya menumbuhkan kepekaan pola pikir dan rasa cinta terhadap
seni. Potensi dan minat masyarakat yang ingin mempelajari dan memahami kesenian
topeng Cirebon harus terus dibina serta optimal sehingga dapat meningkatkan
prestasi dalam bidang kesenian dan diharapkan suatu saat nanti dapat membawa
kesenian topeng Cirebon ke kancah dunia Internasional.
b.
Diperlukan usaha untuk terus memberikan pengetahuan
dan pemahaman akan pentingnya budaya kewarganegaraan. Salah satu upaya yang
dapat dilakukan yaitu dengan cara memberikan pengetahuan yang mendalam mengenai
budaya kewarganegaraan supaya masyarakat mengerti betapa pentingnya
melestarikan budaya kewarganegaraan suatu bangsa sebagai identitas/jati diri
bangsanya.
c.
Harus adanya usaha secara terus menerus untuk
memperkenalkan budaya kepada masyarakat sejak dini serta memberikan inovasi-
inovasi yang lebih menarik agar dapat meningkatkan minat masyarakat untuk lebih
mempelajari kesenian tari topeng Cirebon.
Sehubungan dengan hasil penelitian ini yang berkaitan dengan civic culture yaitu budaya yang menopang
kewarganegaraan atau seperangkat ide yang dapat diwujudkan secara efektif dalam
representasi kebudayaan untuk tujuan pembentukan identitas kewarganegaraan.
Identitas pribadi warga negara yang bersumber dari civic culture perlu dikembangkan melalui Civic
Education atau Pendidikan Kewarganegaraan
dalam berbagai bentuk dan latar. Dalam hal ini, maka Jurusan PKn harus terus
melakukan upaya untuk mengembangkan civic culture dengan melakukan kerjasama dengan berbagai pihak untuk mengadakan
seminar-seminar yang mengangkat kembali mengenai civic culture (budaya kewarganegaraan) sebagai identitas bangsa.
Sehubungan dengan masih
sedikitnya penelitian yang mencapai proses internalisasi nilai seni karena
keterbatasan waktu dan proses internalisasi nilai seni yang diperoleh dari
pembelajaran seni itu harus dilakukan dalam waktu yang lebih lama dan terus
menerus serta memerlukan dukungan dari lingkungan keluarga dan masyarakat yang
juga ikut berperan penting dalam proses internalisasi tersebut. Dengan
pertimbangan tersebut, maka diharapkan akan ada penelitian berikutnya yang
meneliti mengenai proses penanaman nilai-nilai budaya dalam kesenian hingga
dapat mencapai proses internalisasi yang akan berdampak positif bagi
masyarakat.
0 komentar:
Posting Komentar