PEKEMBANGAN SENI TARI TOPENG DI CIREBON
Situs ini membahas
hasil interpretasi mengenai perkembangan kesenian Tari Topeng Gegesik Tahun
Fakta-fakta ini diperoleh melalui sumber tertulis berupa buku-buku, dokumen dan
arsip-arsip yang relavan dengan kajian yang peneliti lakukan. Untuk melengkapi
informasi penelitian ini, peneliti juga melakukan wawancara melalui sumber
lisan terhadap para pelaku atau narasumber yang benar-benar mengetahui,
mengalami dan mengerti mengenai kesenian Tari Topeng Gegesik. Pembahasan bab
ini dikembangkan menjadi empat sub bab bahasan, yaitu pertama, gambaran umum
kehidupan masyarakat Kabupaten Cirebon pada tahun 1980 hingga 2000 yang berisi
mengenai gambaran umum kecamatan Gegesik dan Kabupaten Cirebon. Kedua, mengenai
Perkembangan kesenian Tari Topeng Gegesik di Kabupaten Cirebon tahun Ketiga,
peran seniman dalam mengembangkan kesenian Tari Topeng Gegesik di Kabupaten
Cirebon. Keempat, peranan sanggar kesenian Tari Topeng Gegesik dalam proses
pewarisan terhadap generasi berikutnya. Kelima, tanggapan masyarakat Gegesik
terhadap kesenian Tari Topeng Gegesik.
Gambaran Umum Kecamatan Gegesik Tahun
Kehidupan sosial budaya suatu penduduk dalam suatu daerah merupakan hal yang
sangat penting karena setiap daerah akan memiliki kehidupan sosial budaya yang
berbeda dengan daerah lainnya yang menjadikannya sebagai suatu karakteristik
atau ciri khas yang dimiliki. Karakteristik sosial budaya penduduk yang ada
umumnya ditunjukkan oleh adat istiadat, budaya, hasil kerajinan rakyat,
arsitektur bangunan, bahasa, dan lain-lain.
Masyarakat Kecamatan Gegesik memiliki
sifat-sifat religius, kekeluargaan dan kegotongroyongan yang cukup
membanggakan. Rasa kepedulian sosial atau yang lebih dikenal dengan sebutan
kesetiakawanan sosial, adalah sikap dan perilaku dalam kehidupan sehari-hari
yang dilandasi oleh kesadaran tanggung jawab sesuai dengan kemampuan
masingmasing dalam hidup bermasyarakat Mengenai kondisi sosial budaya
masyarakat Kecamatan Gegesik dapat dilihat dari beberapa aspek yang meliputi
aspek agama, pendidikan, sosial serta nilai-nilai tradisi yang berkembang dalam
kehidupan masyarakat setempat. Berkaitan dengan hal tersebut, jumlah penduduk
merupakan hal yang perlu dijelaskan. Begitu pula dengan masyarakat Kecamatan
Gegesik. Gambaran mengenai kualitas penduduk dapat dilihat dari tingkat
pendidikan masyarakatnya. Tidak dapat dipungkiri bahwa tingkat pendidikan akan
sangat mempengaruhi kehidupan pada suatu masyarakat. Tingkat pendidikan
masyarakat Kecamatan Gegesik pada tahun tidak dapat penulis paparkan secara
lengkap dikarenakan keterbatasan sumber di lapangan. Ini merupakan salah satu
gambaran mengenai tingkat pendidikan masyarakat Kecamatan Gegesik yang terlihat
pada Jumlah murid pada tingkat usia anak Sekolah Dasar (SD),Sekolah Menengah
Pertama (SMP), dan tingkat Sekolah Menengah Umum (SMU).
Masih tingginya angka
penduduk Kecamatan Gegesik yang belum dapat menikmati pendidikan formal sampai
jenjang yang telah ditetapkan oleh pemerintah yaitu wajib pendidikan dasar
sembilan tahun. Hal yang dapat dijadikan alasan mengenai fenomena seperti ini
tidak lain disebabkan oleh faktor ekonomi dan nilai-nilai budaya dalam
masyarakat Kecamatan Gegesik. Dengan rendahnya jenjang pendidikan yang telah
ditempuh maka peluang kesempatan kerja terbatas. Tingkat pendidikan yang rendah
ini dipengaruhi oleh tingkat kesejahteraan ekonomi yang masih rendah sehingga
ketika harus melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi seperti SLTP dan SLTA
akan menambah beban ekonomi keluarga. Bagi mereka yang lulus pendidikan dasar
dianggap sudah cukup, yang penting bisa membaca dan menulis. Selain dipengaruhi
faktor ekonomi juga dipengaruhi budaya masyarakat di desa. Hal tersebut adalah
bagi anak perempuan, mereka dianggap tidak perlu melanjutkan pendidikan pada
jenjang selanjutnya, karena prinsip dasar yang mereka kembangkan bahwa
perempuan hanya akan mengurus rumah tangga. Kesempatan memperoleh pendidikan
lebih baik diberikan kepada anak-anak laki-laki yang kelak akan menjadi suami
dan kepala keluarga yang harus menafkahi anak dan istri. Kondisi di atas juga
terjadi karena nilai-nilai yang masih dianut oleh masyarakat sekitar yang
dilatarbelakangi oleh tingkat kesejahteraan ekonomi yang rendah, maka mayoritas
penduduk di wilayah ini hanya lulusan SD, sehingga untuk membantu kehidupan ekonominya
mengharuskan mereka untuk bekerja sebagai petani atau buruh tani karena
pekerjaan ini tidak mensyaratkan jenjang pendidikan tertentu karena yang di
utamakan adalah keterampilan, kesabaran, ketelitian dan keuletan. Kehidupan
sosial budaya yang berkembang di Kecamatan Gegesik sangat beragam. Berdasarkan
perubahan sosial pada masyarakat Kecamatan Gegesik, penulis memahami bahwa
kehidupan sosial budaya masyarakat Kabupaten Cirebon sangat heterogen. Hal ini
terlihat dari adanya berbagai macam unsur yang mewarnai dalam kehidupan
masyarakat Gegesik dapat kita saksikan secara langsung seperti halnya suku,
agama, ras, bahasa serta adat istiadat. Hal ini senada dengan apa yang tertuang
dalam buku Apa dan Siapa Orang : Pandangan Hidup, Kosmologi dan Budaya bahwa :
Secara sosiologis tidak lagi menjadi bumi dengan etnis tunggal, bahkan sejarah
peradaban pun telah mengukir heterogenitas dengan multicultural interaction
sebagai identitas yang sangat inhern dalam diri orang. Hal tersebut tidak
lantas menjadi sesuatu yang ganjil bagi penulis, sebab sejak dahulu seperti
yang penulis ketahui bahwa masyarakat khususnya Kabupaten Cirebon memiliki
sikap terbuka yang merupakan nilai kearifan lokal setempat. Kehidupan
multicultural seperti yang disebutkan di atas itulah yang menurut penulis dapat
dijadikan sebagai salah satu nilai kearifan lokal yang perlu dihidupkan kembali
di tengah semangat otonomi daerah saat ini. Mengenai kehidupan keagamaan, sejak
dahulu atau ketika Kerajaan Cirebon mengalami masa kejayaan, masyarakat Kecamatan
Gegesik telah terkenal dengan nilai-nilai budaya religiositasnya atau terkenal
dengan nilai-nilai Islamnya. Agama Islam sudah lama tumbuh dan berkembang serta
dianut oleh masyarakat Cirebon. Agama Islam ini telah dianut oleh penduduk
secara turun temurun. Selain dari kegiatan-kegiatan pengajian, ceramah
keagamaan, kehidupan dan nilai-nilai agama Islam di Gegesik nampak pula dalam
selamatan-selamatan yang dilakukan di lingkungan keluarga. Upacara selamatan
keluarga biasanya dilakukan karena seseorang mendapatkan keuntungan,
kebahagiaan atau keberhasilan lainnya. Dengan demikian dapat terlihat bahwa
nilai-nilai Islam sangat dipegang erat dalam kehidupan masyarakat sehari-hari.
Mengenai nilai-nilai ke-islaman yang melekat dalam diri masyarakat Gegesik,
sekali lagi dalam buku Apa dan Siapa Orang : Pandangan Hidup, Kosmologi dan
Budaya diterangkan bahwa punya sejarah panjang. Dimana nilai agama itu juga
bersenyawa dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara di. Nilai agama di itu
bersenyawa tidak hanya saja di pesantren, dia hidup dan dikibarkan nilai
religius itu, tapi juga nilai itu diaplikasikan, disenyawakan dalam kehidupan
bermasyarakat maupun dalam kehidupan bernegara sejak masa kesultanan. Dari
nilai-nilai ke-islaman yang dimiliki masyarakat Gegesik inilah yang kemudian
memunculkan atau melahirkan apa yang penulis kaji dalam penelitian ini yaitu
Kesenian Tari Topeng Gegesik. Kesenian ini merupakan bagian dari kehidupan dan
nilai-nilai Islam.
Gegesik Keadaan Geografis dan Administratif
Kecamatan Gegesik Pembahasan tentang keadaan geografis Kecamatan Gegesik
dimaksudkan dan dikembangkan dalam rangka untuk mengetahui kaitan antara
kondisi geografis dengan keberadaan kesenian tradisional Topeng Gegesik,
tentang wilayah Kecamatan Gegesik, berikut ini bisa dilihat peta wilayah Kecamatan
Gegesik. Administratif Kecamatan Gegesik Penduduk dan Mata Pencaharian Daerah
Kecamatan Gegesik terdapat 9 desa, yaitu Bayalangu Kidul, Bayalangu Lor,
Sibubut, Kedungdalem, Panunggul, Gegesik Lor, Gegesik Kulon, Gegesik Wetan, dan
Gegesik Kidul. Di Kecamatan Gegesik terdapat berbagai macam kesenian
tradisional seperti, wayang kulit, sintren, lais, barongan, dan tari topeng.
Selain itu juga terdapat beberapa jenis kerajinan seperti lukisan kaca, ukiran
topeng, pembuatan wayang kulit, dan ukiran patung. Kesenian tari topeng sampai
sekarang masih populer dan disukai oleh masyarakat Gegesik. Buktinya di
Kecamatan Gegesik ada beberapa rombongan dan sanggar-sanggar tari topeng yang
sudah terkenal di daerah maupun di luar Cirebon.
0 komentar:
Posting Komentar