Kamis, 19 Desember 2019

PERKEMBANGAN SENI TARI TOPENG CIREBON

0 komentar

PEKEMBANGAN SENI TARI TOPENG DI CIREBON


Hasil gambar untuk tari topeng cirebon"

Situs ini membahas hasil interpretasi mengenai perkembangan kesenian Tari Topeng Gegesik Tahun Fakta-fakta ini diperoleh melalui sumber tertulis berupa buku-buku, dokumen dan arsip-arsip yang relavan dengan kajian yang peneliti lakukan. Untuk melengkapi informasi penelitian ini, peneliti juga melakukan wawancara melalui sumber lisan terhadap para pelaku atau narasumber yang benar-benar mengetahui, mengalami dan mengerti mengenai kesenian Tari Topeng Gegesik. Pembahasan bab ini dikembangkan menjadi empat sub bab bahasan, yaitu pertama, gambaran umum kehidupan masyarakat Kabupaten Cirebon pada tahun 1980 hingga 2000 yang berisi mengenai gambaran umum kecamatan Gegesik dan Kabupaten Cirebon. Kedua, mengenai Perkembangan kesenian Tari Topeng Gegesik di Kabupaten Cirebon tahun Ketiga, peran seniman dalam mengembangkan kesenian Tari Topeng Gegesik di Kabupaten Cirebon. Keempat, peranan sanggar kesenian Tari Topeng Gegesik dalam proses pewarisan terhadap generasi berikutnya. Kelima, tanggapan masyarakat Gegesik terhadap kesenian Tari Topeng Gegesik.


 Gambaran Umum Kecamatan Gegesik Tahun Kehidupan sosial budaya suatu penduduk dalam suatu daerah merupakan hal yang sangat penting karena setiap daerah akan memiliki kehidupan sosial budaya yang berbeda dengan daerah lainnya yang menjadikannya sebagai suatu karakteristik atau ciri khas yang dimiliki. Karakteristik sosial budaya penduduk yang ada umumnya ditunjukkan oleh adat istiadat, budaya, hasil kerajinan rakyat, arsitektur bangunan, bahasa, dan lain-lain.
 Masyarakat Kecamatan Gegesik memiliki sifat-sifat religius, kekeluargaan dan kegotongroyongan yang cukup membanggakan. Rasa kepedulian sosial atau yang lebih dikenal dengan sebutan kesetiakawanan sosial, adalah sikap dan perilaku dalam kehidupan sehari-hari yang dilandasi oleh kesadaran tanggung jawab sesuai dengan kemampuan masingmasing dalam hidup bermasyarakat Mengenai kondisi sosial budaya masyarakat Kecamatan Gegesik dapat dilihat dari beberapa aspek yang meliputi aspek agama, pendidikan, sosial serta nilai-nilai tradisi yang berkembang dalam kehidupan masyarakat setempat. Berkaitan dengan hal tersebut, jumlah penduduk merupakan hal yang perlu dijelaskan. Begitu pula dengan masyarakat Kecamatan Gegesik. Gambaran mengenai kualitas penduduk dapat dilihat dari tingkat pendidikan masyarakatnya. Tidak dapat dipungkiri bahwa tingkat pendidikan akan sangat mempengaruhi kehidupan pada suatu masyarakat. Tingkat pendidikan masyarakat Kecamatan Gegesik pada tahun tidak dapat penulis paparkan secara lengkap dikarenakan keterbatasan sumber di lapangan. Ini merupakan salah satu gambaran mengenai tingkat pendidikan masyarakat Kecamatan Gegesik yang terlihat pada Jumlah murid pada tingkat usia anak Sekolah Dasar (SD),Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan tingkat Sekolah Menengah Umum (SMU).
Masih tingginya angka penduduk Kecamatan Gegesik yang belum dapat menikmati pendidikan formal sampai jenjang yang telah ditetapkan oleh pemerintah yaitu wajib pendidikan dasar sembilan tahun. Hal yang dapat dijadikan alasan mengenai fenomena seperti ini tidak lain disebabkan oleh faktor ekonomi dan nilai-nilai budaya dalam masyarakat Kecamatan Gegesik. Dengan rendahnya jenjang pendidikan yang telah ditempuh maka peluang kesempatan kerja terbatas. Tingkat pendidikan yang rendah ini dipengaruhi oleh tingkat kesejahteraan ekonomi yang masih rendah sehingga ketika harus melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi seperti SLTP dan SLTA akan menambah beban ekonomi keluarga. Bagi mereka yang lulus pendidikan dasar dianggap sudah cukup, yang penting bisa membaca dan menulis. Selain dipengaruhi faktor ekonomi juga dipengaruhi budaya masyarakat di desa. Hal tersebut adalah bagi anak perempuan, mereka dianggap tidak perlu melanjutkan pendidikan pada jenjang selanjutnya, karena prinsip dasar yang mereka kembangkan bahwa perempuan hanya akan mengurus rumah tangga. Kesempatan memperoleh pendidikan lebih baik diberikan kepada anak-anak laki-laki yang kelak akan menjadi suami dan kepala keluarga yang harus menafkahi anak dan istri. Kondisi di atas juga terjadi karena nilai-nilai yang masih dianut oleh masyarakat sekitar yang dilatarbelakangi oleh tingkat kesejahteraan ekonomi yang rendah, maka mayoritas penduduk di wilayah ini hanya lulusan SD, sehingga untuk membantu kehidupan ekonominya mengharuskan mereka untuk bekerja sebagai petani atau buruh tani karena pekerjaan ini tidak mensyaratkan jenjang pendidikan tertentu karena yang di utamakan adalah keterampilan, kesabaran, ketelitian dan keuletan. Kehidupan sosial budaya yang berkembang di Kecamatan Gegesik sangat beragam. Berdasarkan perubahan sosial pada masyarakat Kecamatan Gegesik, penulis memahami bahwa kehidupan sosial budaya masyarakat Kabupaten Cirebon sangat heterogen. Hal ini terlihat dari adanya berbagai macam unsur yang mewarnai dalam kehidupan masyarakat Gegesik dapat kita saksikan secara langsung seperti halnya suku, agama, ras, bahasa serta adat istiadat. Hal ini senada dengan apa yang tertuang dalam buku Apa dan Siapa Orang : Pandangan Hidup, Kosmologi dan Budaya bahwa : Secara sosiologis tidak lagi menjadi bumi dengan etnis tunggal, bahkan sejarah peradaban pun telah mengukir heterogenitas dengan multicultural interaction sebagai identitas yang sangat inhern dalam diri orang. Hal tersebut tidak lantas menjadi sesuatu yang ganjil bagi penulis, sebab sejak dahulu seperti yang penulis ketahui bahwa masyarakat khususnya Kabupaten Cirebon memiliki sikap terbuka yang merupakan nilai kearifan lokal setempat. Kehidupan multicultural seperti yang disebutkan di atas itulah yang menurut penulis dapat dijadikan sebagai salah satu nilai kearifan lokal yang perlu dihidupkan kembali di tengah semangat otonomi daerah saat ini. Mengenai kehidupan keagamaan, sejak dahulu atau ketika Kerajaan Cirebon mengalami masa kejayaan, masyarakat Kecamatan Gegesik telah terkenal dengan nilai-nilai budaya religiositasnya atau terkenal dengan nilai-nilai Islamnya. Agama Islam sudah lama tumbuh dan berkembang serta dianut oleh masyarakat Cirebon. Agama Islam ini telah dianut oleh penduduk secara turun temurun. Selain dari kegiatan-kegiatan pengajian, ceramah keagamaan, kehidupan dan nilai-nilai agama Islam di Gegesik nampak pula dalam selamatan-selamatan yang dilakukan di lingkungan keluarga. Upacara selamatan keluarga biasanya dilakukan karena seseorang mendapatkan keuntungan, kebahagiaan atau keberhasilan lainnya. Dengan demikian dapat terlihat bahwa nilai-nilai Islam sangat dipegang erat dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Mengenai nilai-nilai ke-islaman yang melekat dalam diri masyarakat Gegesik, sekali lagi dalam buku Apa dan Siapa Orang : Pandangan Hidup, Kosmologi dan Budaya diterangkan bahwa punya sejarah panjang. Dimana nilai agama itu juga bersenyawa dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara di. Nilai agama di itu bersenyawa tidak hanya saja di pesantren, dia hidup dan dikibarkan nilai religius itu, tapi juga nilai itu diaplikasikan, disenyawakan dalam kehidupan bermasyarakat maupun dalam kehidupan bernegara sejak masa kesultanan. Dari nilai-nilai ke-islaman yang dimiliki masyarakat Gegesik inilah yang kemudian memunculkan atau melahirkan apa yang penulis kaji dalam penelitian ini yaitu Kesenian Tari Topeng Gegesik. Kesenian ini merupakan bagian dari kehidupan dan nilai-nilai Islam.
 Gegesik Keadaan Geografis dan Administratif Kecamatan Gegesik Pembahasan tentang keadaan geografis Kecamatan Gegesik dimaksudkan dan dikembangkan dalam rangka untuk mengetahui kaitan antara kondisi geografis dengan keberadaan kesenian tradisional Topeng Gegesik, tentang wilayah Kecamatan Gegesik, berikut ini bisa dilihat peta wilayah Kecamatan Gegesik. Administratif Kecamatan Gegesik Penduduk dan Mata Pencaharian Daerah Kecamatan Gegesik terdapat 9 desa, yaitu Bayalangu Kidul, Bayalangu Lor, Sibubut, Kedungdalem, Panunggul, Gegesik Lor, Gegesik Kulon, Gegesik Wetan, dan Gegesik Kidul. Di Kecamatan Gegesik terdapat berbagai macam kesenian tradisional seperti, wayang kulit, sintren, lais, barongan, dan tari topeng. Selain itu juga terdapat beberapa jenis kerajinan seperti lukisan kaca, ukiran topeng, pembuatan wayang kulit, dan ukiran patung. Kesenian tari topeng sampai sekarang masih populer dan disukai oleh masyarakat Gegesik. Buktinya di Kecamatan Gegesik ada beberapa rombongan dan sanggar-sanggar tari topeng yang sudah terkenal di daerah maupun di luar Cirebon.

0 komentar:

Posting Komentar