Selasa, 24 Desember 2019

TEKNIK MEMAINKAN TOPENG YANG BERPENGARUH TERHADAP EKSPRESI & VARIASI GERAK GAYA

0 komentar





Seni tari pada dasarnya adalah pemberian kualitas pada gerak di dalam suatu bingkai permainan waktu dan ruang. Untuk mengungkapkan hal tersebut penari adalah motornya, penjelasan ini menunjukan begitu pentingnya kemampuan si penari dalam memberi kualitas gerak, agar tarian itu menghasilkan sesuatu yang ekspresif.

Suatu gerak memang mempunyai kekuatan ekspresi. Akan tetapi, apabila gerak tersebut diturunkan dengan gerak-gerak lainnya, maka ia akan dapat memberi pengungkapan yang lebih lengkap dan berarti sebagai suatu ekspresi. Selanjutnya penari perlu sadar bahwa dirinya adalah bagian dari lingkungannya, sehingga apa yang dihasilkan adalah kesan dari lingkungannya sebagai akibat dari pengalaman, baik pengalaman intelektual maupun fisik.



Supaya kita bisa masuk kedalam Karakternya kita juga harus mengetahui sosok si Topeng misalnya si Topeng si Topeng ini harus menyatu dengan penari yang membawakannya, Topeng itu benda mati, Topeng itu terbuat oleh kayu yang tidak bisa bergerak sendiri tanpa kita gerakkan, tetapi jika kita menggerakan si topeng akan lebih terlihat bernyawa. Adapun yang membedakan si Topeng tersebut adalah geraknya, musik, sejarah, latar belakang dan letak geografisnya. Disini kami terletak di dekat pantai yang otomatisnya musik atau tariannya akan seperti ombak yang begitu keras terdengar. Ada juga yang membedakan penari Topeng di Jawa Barat dengan Jawa lainnya yaitu penari topeng itu banyak tetapi yang penari yang bersungguh-sungguh hanya sedikit, dan untuk masuk kedalam karakter si Topeng harus benar-benar memahami mimik wajah dari si Topeng itu sendiri.
Nafas yang di ambil disaat menari bisa di ambil di lubang mata, lubang hidung, lubang mulut tidak hanya melalui ketiga itu kita juga harus pintarpintar atur nafas melalui perut supaya tidak terengah-engah di saat menari. Di gerak pun ada tanda baca sama dengan kita menulis tidak terus saja menari, ada kalanya di saat koma kita bisa mengatur nafas yang cukup panjang dan di saat titik bisa lebih tegas.
Kesulitan dalam memakai Topeng tentulah ada tetapi bagai mana orang yang menjalananinya, kalau hanya sekedar bisa itu gampang karena hanya digigit saja, tetapi jika ingin bersungguh-sungguh kesulitan untuk bisa memainkan Topeng cukup lama karena kita harus benar-benar memahami kerakter Topeng seperti apa contohnya di saat Topeng bahagia tertawa tangan dan bahu harus ikut bergerak, disaat Topeng Marak kepala kita melihat ke atas. Penari harus mengikuti kemauan Topeng tetapi dari penari ini harus menjadikan si Topeng ini diri kita sendiri, seperti berkaca si penari harus bisa mengekspresikan bahaa si Topeng tertawa, marah dan bahagia. Emosinya akan keluar dengan sendirinya menyerupai si  Topeng. Karakter Klana itu ada yang Drodos, dangak yang dua-duanya mempunya makna yang sama yaitu serakah dan tidak mau mengalah. Jika kita bersungguh-sungguh kita akan bisa mendalami karakter  Topeng tersebut.
Adapun beberapa hal yang dapat dijalani yang berkaitan dengan kualitas kepenarian (dalam hal ini salah satunya tentang ekspresi) Menurut Aerli Rainah pada tanggal 12 Maret 2016 adalah :


1. Nafas

Nafas bagi seorang penari adalah sesuatu hal yang sangat menentukan berhasil tidaknya ia membawakan tariannya. Oleh sebab itu pengaturan nafas ini yang terkait dengan aspek spiritual. Sebagai contoh, puasa adalah salah satu aspek penting supaya nafasnya menjadi baik. Cara bernafas dalam menarikan topeng, faktor kesulitannya adalah saat menggigit kedok. Mengigit kedok akan sangat mudah seandainya cara menarik nafasnya dilakukan melalui rongga mulut. Dengan demikian, cara yang baik ketika menarik nafas yaitu melalui perut. Dari beberapa karakter tarian topeng, topeng Panji dirasakan yang paling berat. Walaupun geraknya kecil-kecil dan sangat minimalis, ternyata di dalamnya memiliki cara pernafasan yang cukup menyita tenaga dan cukup berat, terutama pada saat menahan gerak yang posisinya banyak terdiam diri.


2. Aksen atau Tekanan

Selanjutnya menjalankan apa yang disebut aksentuasi. Aksen atau tekanan yaitu penggunaan tenaga yang tidak merata, ada bagian gerak yang hanya sedikit menggunakan tenaga, tetapi ada pula yang banyak menggunkan tenaga. Misalnya, pada ragam jangkahan, atau gedig langkah kaki pada gerakan ini pada awalnya kurang bertenaga. Maka pada saat kaki (baik kaki kanan maupun kaki  kiri) lebih diberi tenaga, sikap kedua pun yang tadinya berada di bawah bahu.


3. Kreativitas

Menurut Aerli Rasinah dalam buku Menari untuk dunia (2015:56) Kreativitas adalah kegiatan mental yang sangat individual sebagai manifestasi kebebasan manusia sebagai individu. Kreativitas menerjunkan seseorang ke dalam keadaan ambang, yaitu keadaan yang „ada‟ dan „belum ada‟ seseorang yang kreatif selalu dalam konsisi „kacau‟, rincuh, kritis, gawat, mencari-cari mencoba-coba untuk menemukan sesuatu yang belum pernah ada dari tatanan budaya yang pernah dipelajarinya. Dalam kreativitas diperlukan keberanian yang kreatif. Bukan terbatas pada keberanian dalam menghadapi dirinya dalam keadaan gawat, tetapi juga keberanian dalam menghadapi kebudayaannya, lingkungannya, masyarakat, dunia, dan sejarah

4. Interpretasi
Kedudukan seorang koreografer dan penari adalah sama. Keduanya didudukan sebagai seniman. Hal ini berarti menunjukan kedua sama-sama mempunyai intrepretasi atau penafsiran. Seorang penari tanpa memiliki sebuah intrepretasi berarti mempunyai kesan yang bersifat mekanis. Bagai robot yang hanya bisa bergerak apabila dikendalikan remote control.

menurut Janet Adshead yang dikutip oleh Sal Mugianto (1997:77) dapat di lakukan berdasarkan atas beberapa konsep, latar belakang, sosial budaya, kontekstual, gendre dan gaya dan tinjauan atas pokok maslah yang di ungkapkan. Sebuah intepretasi dapat dikatakan tak ada yang „paling benar‟. Namun, seseorang kritikus biasanya dapat memberikan tekanan pada kaitan antar elemen yang berbeda: formal, representasional, ekspresif dan historis. Seorang dalang topeng mempunyai kebebasan dalam menginterpretasikan aturan-aturan tradisinya sesuai dengan ruang dan waktu, baik dalam gerak, busana, musik maupun temanya. Namun tak berarti sebuah interpretasi dapat dilakukan semuanya, artinya harus logis dan dan berdasarkan fakta-fakta yang saling terkait secara rasional. Seperti yang telah diketahui bahwa tokoh-tokoh yang dibawakan dalam topeng Cirebon, mulai dari tema hingga karakter mengandung makna simbolik yang terkait dengan filsafah kehidupan tentang manusia. Setiap tarian terkandung tokoh, tema sekaligus tentang karakter. Hal semacam ini pula yang kemudian di interpretasikan sesuai dengan kemampuan dan pengalamannya. Masuk kedalam tokoh dan karakter saya akan mengangkat tentang tokoh Klana yang di interpretasikan dengan tokoh Rahwana atau Raksasa. Bahwa penokohan dalam tari topeng Cirebon menjadi tidak penting adanya karena penekanan tampilannya terletak pada karakteristik tarinya. Kalaupun demikian, interpretasi karakter yang bermuara pada tokoh-tokoh tentunya, tetapi menjadi penting untuk difahami karena sangat berkaitan dengan karakter tari yang akan dibawakan.

0 komentar:

Posting Komentar